'Kong: Skull Island': Amukan Si Legenda yang Masih Membahana

'Kong: Skull Island': Amukan Si Legenda yang Masih Membahana

Candra Aditya - detikHot
Senin, 13 Mar 2017 15:20 WIB
Foto: legendary entertainment
Jakarta - Tanpa bintang besar dalam filmnya pun, 'Kong: Skull Island' akan tetap mencuri perhatian. Sama seperti saudaranya, 'Godzilla', makhluk ini mempunyai pesona yang menggetarkan. Sosoknya yang ikonik menjadi daya jual paling tinggi sebagai film popcorn blockbuster. Dan, ketika Kong dipaksa beraksi dengan berbagai macam hewan raksasa lainnya, hiburan kelas wahid pun menjadi julukannya.

Setelah remake versi Peter Jackson pada 2005 yang kepanjangan dan membosankan, dalam versi 2017 ini Warner Bros mengajak sutradara muda Jordan Vogt-Roberts untuk menggambarkan keriuhan Kong. Dalam durasi dua jam, Vogt-Roberts berhasil memberikan hiburan yang memikat dengan tempo yang pas. Bangunan ceritanya begitu sederhana sekelompok tentara menemani ahli geologi untuk memasuki sebuah pulau yang konon tak bisa dimasuki.

Bill Randa (John Goodman, tetap menyenangkan seperti biasa) meminta kepada pemerintah agar misinya untuk menjelajah ke sebuah pulau yang diberi nama Skull Island dijalankan. Bawahannya, Houston Brooks (Corey Hawkins) mengatakan bahwa Rusia akan mendekati pulau tersebut, dan jika Amerika tidak mau ketinggalan, maka pemerintah harus memberikan tumpangan ke pulau yang terletak di dekat Pasifik Selatan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Randa kemudian merekrut James Conrad (Tom Hiddleston), sang ahli hutan. Dia adalah orang yang Anda cari untuk berpetualang di hutan, bahkan yang asing sekalipun. Dengan imbalan segepok uang, Conrad menerima ajakan itu. Kemudian, tim ini ditambah dengan fotografer Mason Weaver (Brie Larson) yang penasaran dengan misi tersebut.

Saat itu tahun 1973, dan Kolonel Packard beserta anak buahnya sudah bersiap untuk pulang karena perang di Vietnam sudah selesai. Packard kemudian diminta pemerintah untuk menemani tim Randa pergi ke Skull Island. Packard yang buta sama sekali mengenai pulau tersebut setuju begitu saja. Dikiranya, misi itu sederhana. Ketika mereka harus menerobos badai sebelum memasuki pulau, hingga saat helikopter mulai hancur dan raksasa menampakkan wujudnya, misi mereka pun berubah menjadi usaha penyelamatan diri.

Seperti blockbuster mahal pada umumnya, ''Kong: Skull Island' terjebak pada skrip yang agak generik. Tiga penulisnya—Dan Gilroy, Max Borenstein dan Derek Connolly—memang masih mampu untuk memberikan adegan-adegan yang menyenangkan. Eksposisi dramanya juga mantap. Sayangnya, dialognya agak kurang berkelas. Untungnya, si sutradara memiliki barisan aktor yang mumpuni. Dari Tom Hiddleston, Brie Larson, John C. Reilly, John Goodman, Thomas Mann sampai Samuel L. Jackson mampu untuk meyakinkan penonton bahwa mereka sedang menghadapi monster. Walaupun karakterisasi mereka terbatas, tapi mereka tetap berusaha untuk menampilkan sesuatu yang lebih.

Yang membuat film ini nampak gagah dan sungguh menghibur adalah penyutradaraan Vogt-Roberts yang mumpuni. 'Kong: Skull Island' adalah pembuktiannya bahwa dia mampu menjalankan kendaraan seharga ratusan juta dollar. Bandingkan dengan film pertamanya, 'The Kings of Summer', yang masuk kategori indie. Vogt-Roberts tahu bagaimana bercerita secara visual. Sejak film pertamanya, dia tahu bagaimana menghibur penonton dengan pengadeganan yang rapi. Hal tersebut dilanjutkan di sini. Dengan bujet yang lebih banyak, ia sanggup menampilkan adegan-adegan yang spektakuler.

Sinematografer Larry Fong menangkap keindahan alam yang dipadu dengan CGI yang hebat, menjadikan 'Kong: Skull Island' tontonan yang asyik. Vogt-Roberts yang juga menyutradarai beberapa episode serial 'You're The Worst' ini juga tahu bagaimana mengolah komedi. Hasilnya bisa dilihat dari keunikan karakter-karakter di dalamnya, terutama apa yang ditunjukkan oleh John C. Reilly sepanjang film.

'Kong: Skull Island' menunjukkan betapa gagah dan perkasanya si makhluk legenda. Vogt-Roberts tidak pernah gugup untuk menunjukkan betapa jatmika si monster menawan itu. Memang, ada Hiddleston dan pemenang Oscar macam Brie Larson dalam film ini. Tapi, hanya si Kong-lah yang menjadi atraksi utama. Film ini memang liar. Tapi, justru keliarannya itulah yang menjadikannya tontonan yang sungguh menghibur.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta. (mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads