Selain Rahayu Supanggah sebagai komposer gamelan, Iain Grandage yang merupakan conductor Melbourne Symphony Orchestra juga banyak melakukan observasi. Bahkan Grandage juga harus bolak-balik Solo dan Melbourne untuk mempelajari musik gamelan.
Kepada detikHOT di Hamer Hall, Arts Centre Melbourne, Australia, Kamis (23/2/2017), pria yang juga merupakan komposer WA Symphony Orchestra dan UWA School of Music ini mengaku butuh waktu lama untuk bisa mendalami musik gamelan. Belum lagi, saat dirinya harus 'mengawinkan' orkestra dan gamelan untuk mengiringi 'Setan Jawa'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal pertama yang terlintas adalah bagaimana dirinya untuk sementara waktu membuang ego untuk tidak melihat orkestra. Tentunya saat dia mencoba mempelajari gamelan.
Pergulatan itu wajar terjadi karena orkestra sudah menjadi jati dirinya. Sedangkan gamelan menjadi hal baru dipelajarinya.
"Sepanjang waktu saya hanya membiarkan diri bermain gamelan. Setelah itu saya tanggapi dengan menggunakan orkestra," ucapnya.
"Sekitar 18 bulan untuk bisa mendengarkan dengan baik bagian perbagian yang berbeda dari musiknya," lanjut musisi yang cukup banysk meraih penghargaan dalam seni pertunjukan seni teater.
![]() |
Setelah bolak-balik Solo dan Australia untuk beberapa waktu, Grendage kini lebih banyak mengerti soal gamelan. Selama bertandang ke Solo, dia dan Panggah banyak bertukar ilmu.
"Pangga bermain, mengkaji dan saya rekam. Dan kemudian saya juga bereksperimen dengan itu dan langsung saya bisa melakukan ini dan sekarang fokus ke sini (pertunjukan 'Setan Jawa')," pungkas Grendage tersenyum.
Jumat besok (24/2) pukul 19.30 waktu Melbourne, 'Setan Jawa' akan menjadi pembuka Asia TOPA: Asia-Pacific Triennial of Performing Arts. Ini juga menjadi world premiere untuk karya garapan Garin itu dalam rangakaian tur dunianya.
(pus/tia)