'Hangout': Misteri Teror Kocak di Pulau Tak Berpenghuni

'Hangout': Misteri Teror Kocak di Pulau Tak Berpenghuni

Masyaril Ahmad - detikHot
Senin, 26 Des 2016 15:31 WIB
Foto: Ismail/detikHOT
Jakarta - Menonton film komedi ala seorang penulis, aktor, comic dan sutradara Raditya Dika memang selalu mempunyai sensasi tawa tersendiri. Ada saja kepolosan atau kenaifan humor yang sengaja dibuat tersembunyi dalam sentilan-sentilan yang ia suguhkan. Melalui karya-karya sebelumnya, Raditya Dika kerap asyik bermetafora menggunakan nama-nama hewan aneh seperti kambing, salmon, marmut hingga koala sebagai judul bukunya. Gaya metaforanya pun juga seolah membawa para penggemarnya untuk ikut jadi 'aneh' namun tetap optimis dan santai dalam menikmati lawakan yang hidup. Tema-tema guyonan ala Raditya Dika juga tak bisa dipungkiri akrab dengan kehidupan anak-anak muda zaman sekarang, seputar hidup menjomblo, galau ditinggal pacar, cinta yang selalu ditolak hingga perselingkuhan., Semua materi itu dibawakannya dengan ringan namun tepat sasaran.

Kini, di film terbarunya 'Hangout', Dika datang dengan formula yang berbeda dari biasanya; formula baru hasil gabungan genre komedi dan thriller. Disutradarai dan ditulisnya sendiri, produksi Rapi Films ini tampil memikat. Tak sekedar mengajak Anda untuk tertawa dan meringis di waktu yang sama, tapi juga bikin penasaran menguak siapa sosok misterius di balik teror yang terjadi di sebuah pulau tak berpenghuni.

Berbeda dengan karya-karya Dika sebelumnya, 'Hangout' menceritakan tentang 9 tokoh figur publik dengan peran asli mereka masing-masing. Mereka adalah Raditya Dika sendiri, Soleh Solihun, Prilly Latuconsina,Titi Kamal, Mathias Muchus, Surya Saputra, Gading Marten, Dinda Kanya Dewi dan Bayu Skak (youtuber). Mereka diundang oleh sosok misterius tak dikenal untuk datang ke sebuah pulau. Sosok misterius itu diduga adalah seorang produser kaya yang akan memberikan proyek casting film besar kepada mereka. Tak berpikir lama, mereka pun hadir satu per satu memenuhi undangan tersebut; mereka bertemu di dermaga pelabuhan untuk kemudian menyeberang bersama ke pulau tujuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesampainya di pulau, mereka digiring ke sebuah vila yang telah dilengkapi dekorasi berupa jajaran foto-foto mereka yang dipajang di tembok kayu. Sampai di situ, mereka masih tetap tak menaruh kecurigaan, hingga akhirnya pada saat makan malam Mathias Muchus dikisahkan tiba-tiba meninggal dunia karena keracunan makanan. Momen panik disertai tingkah lucu para pemain pun berlangsung seru, hingga teror menyisakan mereka untuk mencari tahu teka-teki siapa sosok misterius yang menewaskan teman-teman mereka satu-per satu.

Sedikit berkilas balik, kita tidak mungkin lupa pada awal kemunculan Raditya Dika dengan film 'Kambing Jantan: The Movie' (2009) dari adaptasi bukunya 'Kambing Jantan'. Versi filmnya menceritakan tentang diari kehidupan LDR sang tokoh utama bernama Kambing dengan pacarnya yang kuliah di Australia. Empat tahun vakum, muncul film adaptasi dari buku keduanya yang berjudul 'Cinta Brontosaurus' (2013). Masih dengan tema yang sama, 'Cinbro' mempertanyakan tentang cinta yang ternyata bisa kadaluwarsa seiring berjalannya waktu, namun suatu hari sang tokoh utama tetap menemukan pujaan hatinya. Sejak 'Cinbro' melejit, film-film Raditya Dika rajin hadir di panggung layar lebar setiap tahun, antara lain yang paling menarik perhatian adalah 'Single' (2015) yang digarap dengan mewah oleh Soraya Intercine Films. 'Single' menyentil kaum jomblo yang tak kunjung punya pacar dan menikah.

Di pertengahan 2016 kemarin, Dika juga merilis film 'Koala Komal' yang hadir dengan komedi cinta pasca sang tokoh utama batal menikah. Begitulah Raditya Dika dengan gaya humor pintarnya, selalu menunjukkan cara-cara unik dalam mengisahkan drama komedi asmaranya. Kali ini, di 'Hangout' penonton akan merasakan pengalaman yang berbeda dari menonton karya-karya Dika sebelumnya. Dengan durasi 101 menit, 'Hangout' hadir dengan alur yang baik, lucu dan sangat asyik untuk diikuti. Penonton akan terus dibuat tertawa dan penasaran, siapa sebenarnya tokoh misterius yang meneror para pemain dari awal hingga akhir.

Raditya Dika sebagai penulis skrip dan sutradara sekaligus berhasil mengarahkan setiap adegan dan cerita dengan sangat baik dan seimbang. Meski premis 'Hangout' masih terbilang cukup klise, namun Dika berhasil mengolahnya dengan "punchline" yang selalu mengejutkan. Hampir di setiap akhir dialog penonton akan dibuat tertawa oleh celetukan-celetukan humor yang khas ala Raditya Dika. Konflik-konflik antartokoh juga berhasil mengecohkan penonton, sehingga tidak mudah ditebak siapa penjahat yang sebenarnya.

Dari segi teknis sinematografi, Raditya Dika dengan bantuan kamera Enggar Budiono berhasil mewujudkan gambar pulau misterius dengan utuh dan jelas. Kamera bergerak halus dari atas hingga bawah mengitari seisi pulau. 'Hangout' juga tak melupakan detail-detail khas film thriller seperti interior vila yang sengaja dibikin kuno, suara-suara burung gagak di malam hari, hingga aksi serangan senjata berdarah. Semua elemen pendukung berpadu menghasilkan adegan-adegan yang "smooth" dan layak ditonton. Tak cukup sampai di situ, tata musik dari Andhika Triyadi juga mengimbangi, kapan musik terdengar ceria dan kapan terdengar mencekam.

Dari sisi peran, semua pemain menampilkan yang terbaik. Terutama chemistry Raditya Dika dan Soleh Solihun yang sudah terbentuk alami sejak film 'Cinta Brontosaurus'. Di 'Hangout' mereka hadir dengan sangat maksimal, ibarat dua mahluk aneh lucu yang saling melengkapi satu sama lain. Bayu Skak yang masih terbilang baru di panggung komedi sebagai youtuber juga hadir tak kalah menonjol, berhasil memberikan gaya 'medhog', meledek tingkah anak-anak sosial media zaman sekarang yang semuanya harus serba dikomentari. Prilly Latuconsina yang terkenal lewat sinetron 'Ganteng-ganteng Serigala' juga memberikan warna humor baru, khususnya ia juga hadir sebagai wakil dari anak muda zaman sekarang.

Lawakan-lawakan di 'Hangout' kebanyakan masih seputar 'internal joke' dari kehidupan nyata masing-masing pemain. Misalnya ketika tingkah lucu Prilly yang masih terbiasa dengan peran serigalanya juga tak luput dari materi lawakan. Yang menjadi catatan di film ini adalah peran Dinda Kanya Dewi; ia memang berhasil berperan sebagai orang jorok, namun tingkah joroknya yang diulang-ulang akhirnya menjadi terlihat sangat berlebihan dan tidak lucu. Catatan lain juga ada pada konflik drama motif si penjahat yang terlihat seperti dipaksakan untuk masuk ke dalam plot.

Namun, dari semua catatan kecil itu, 'Hangout' tetap berhasil menjadi tontonan komedi thriller baru karya Raditya Dika yang menjanjikan. Tidak berlebihan, 'Hangout' mungkin juga hadir sebagai titik tumpu pembuktian Raditya Dika sebagai penulis, pemeran sekaligus sutradara film komedi yang serba bisa. Melalui karya-karyanya, sejenak kita bisa melepaskan tawa, kepenenatan hidup, nalar-nalar yang rumit, untuk duduk santai di bangku bioskop menikmati film hingga berakhir sambil memakan popcorn ukuran reguler dan menyeruput satu cup minuman bersoda.

Masyaril Ahmad penggemar film (kmb/kmb)

Hide Ads