Seiring perubahan zaman kini nasib layar tancap telah tergeserkan oleh keberadaan perusahaan-perusahan bioskop yang menyajikan film-film berkelas. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar merasa layar tancap masih dibutuhkan saat ini.
"Layar tancap saya kira bagian dari upaya untuk mensosialisasikan film itu mengenalkan karya para sutradara kita, sutradara indonesia kepada masyarakat yang paling bawah kenapa ibu-ibu suka sinetron karena nggak ada pilihan lain coba kalau itu ada layar tancap yang pernah terjadi di zaman waktu saya kecil," ujar Marwan Jafar saat ditemui dalam acara nonton bareng film 'Kok Putusin Gue' di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, (9/3/2015) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada layar tancap saya sangat setuju sekali kalau ada layar tancep itu mengembalikan kegairahan keberadaan film nasional kita apa lagi ditopang kerja sama dengan pemerintahan daerah itu sangat bagus sekali," jelas Marwan.
Dengan adanya layar tancap diharapkan dapat memproteksi film-film karya anak bangsa dari hujan karya luar negeri.
"Sangat layak untuk dihidupkan kembali dan di proteksi film nasional kita sehingga tidak kalah dengan film-film dari luar yah," pungkasnya.
(mah/ich)