Tentu saja, Ig tidak membunuh kekasihnya sendiri. Tapi, orang-orang tidak percaya. Mereka melihat, terakhir kali bersama, pasangan itu bertengkar hebat. Menghindari penghakiman orang-orang, Ig pun kemudian mengasingkan diri. Sampai suatu hari tumbuhlah tanduk di kepalanya. Terheran-heran campur ketakutan, Ig semakin merasa seram karena orang-orang sepertinya tidak peduli bahwa dia memiliki tanduk besar di kepala. Orang-orang malah dengan sukarela tiba-tiba mendekati Ig dan mengatakan rahasia terbesar dan terkotor yang pernah mereka miliki.
Dengan segala keanehan itu, Ig pun memutuskan untuk memanfaatkan kekuatannya demi mencari tahu siapa sebenarnya pembunuh sang kekasih. 'Horns' memiliki potensi besar menjadi film horor yang menarik untuk disimak karena nama sutradaranya sudah langsung mencuri perhatian. Alexandre Aja, si sineas Prancis ini memang sudah makan asam garang dalam genre horor. 'High Tension', remake 'The Hills Have Eyes', 'P2', 'Mirrors' dan remake 'Piranha' adalah bukti bahwa horor bisa menjadi menyeramkan sekaligus menyenangkan di tangannya.
Bagi yang sudah membaca bukunya pasti sudah tahu bahwa 'Horns' memiliki aura black comedy dan religious satire yang kuat. Dalam 'Piranha', Aja membuktikan bahwa dia tidak hanya piawai mengarahkan adegan berdarah-darah namun juga mampu membuat penonton tertawa. Dalam adaptasinya kali ini, Aja cukup berhasil untuk membuat Anda menyeringai tak nyaman melihat Daniel Radcliffe mempermainkan orang-orang dengan tanduknya. Namun kesenangan itu tidak bertahan lama karena adaptasi skrip Keith Bunin merusak segalanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika babak ketiga tersebut dipertontonkan, 'Horns' mulai terasa seperti telenovela mendayu-dayu daripada film horor komedi. Ini disayangkan mengingat Daniel Radcliffe bermain dengan penuh semangat sebagai Ig Perrish. Tumbuh besar memerankan Harry Potter, penonton akan kaget melihat Radcliffe meyakinkan tampil sebagai cowok Amerika dengan aksen yang canggih. Karakter Ig bukanlah karakter serba putih seperti Harry Potter. Ig seperti manusia biasa yang penuh dengan kekhilafan dan itulah yang membuat peran ini menarik.
'Horns' memang tidak sempurna. Film ini bahkan agak susah untuk disebut sebagai film horor. Namun bagi pecinta Aja dan Radcliffe, film ini tidak boleh dilewatkan.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)