Mama Halosina adalah seorang ibu, istri, dan perempuan Papua pekerja keras yang hidup di area pedalaman Yahukimo, sekitar 5 jam berjalan kaki dari pinggiran kota Wamena. Mama menghidupi diri dan empat anaknya yang ditinggal kawin lagi oleh bapak mereka. Mama mengandalkan ubi dan sayuran hasil kebun, bekerja seorang diri tanpa bantuan suami dan menanam ubi hasil kebun tidaklah cukup. Harapan akan dukungan suami suami berujung pada urusan denda adat yang harus dibayar mama di kampung.
Mama berusaha menyelesaikan masalah denda itu, tapi kesulitan demi kesulitan harus dia lalui. Seperti ubi, tumbuh dan hidup dari tanah, begitu juga anak-anak, tumbuh dan hidup dari mama.