"Jujur nggak ada referensi apapun tentang karakter Srintil. Karena aku kerjakan dengan hati, kalau ini kelihatan nggak ada yang main-main," ujarnya saat jumpa pers 'Sang Penari' di XXI FX, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2011).
Dalam film karya sutradara Ifa Isfansyah itu, karakter Srintil digambarkan sebagai perempuan tahun 60-an yang sejak lahir sudah ditakdirkan menjadi ronggeng. Ternyata, menjadi ronggeng tidak sekadar urusan menari saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia strong person. Kuat banget dia nggak milih untuk nggak jadi ronggeng, tapi lahir untuk jadi ronggeng," ungkap aktris kelahiran Jakarta, 1 Juni 1984.
Prisia mengaku melakukan persiapan sebelum syuting cukup lama. Ia belajar menari selama tiga bulan, dan menonton pertunjukan tari sebagai referensi.
'Sang Penari' juga menggambarkan kondisi ekonomi dan politik di era 60-an hingga 70-an, di mana saat itu banyak warga tak bersalah yang dibunuh pihak militer. Film yang diangkat dari novel karya Ahmad Tohari itu akan tayang di bioskop pada 10 November mendatang.
(ich/ich)