D'Masiv Menuju Panggung Dunia

Main Stage

D'Masiv Menuju Panggung Dunia

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Jumat, 01 Sep 2023 16:00 WIB
Jakarta -

Grup musik D'Masiv berhasil membuktikan pada siapa saja yang mengikuti mereka sejak zaman festival, bahwa apa yang dikerjakan berhasil. Hari ini, 20 tahun berjalan, D'Masiv sah di telinga nasional, sebagai salah satu band paling besar.

Tujuh album penuh dirilis ke pasaran bersama setidaknya 70 lagu. D'Masiv menembus hits sejak album perdananya 2008. Cinta Ini Membunuhku, Diam Tanpa Kata, Di Antara Kalian menjadi debut hits itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cap baik lain yang menempel pada band ini adalah loyalitas lima personelnya. Rian, Rama, Kiki, Wahyu, Rayyi, bersama dari penjurian yang satu ke lainnya. Foto mereka yang sempat ramai di media sosial, menjadi saksi perjalanan itu.

ADVERTISEMENT

Sekarang, D'Masiv menatap lebih jauh lagi. Merayakan dua dekade usianya di panggung dunia, perjalanan antar benua dengan banyak negara, Amerika dan Eropa. Detikcom mengundang D'Masiv, untuk ikut serta dalam kemeriahaan itu.

"Kita tuh dari awal ngebentuk band sudah sering banget ngayal gitu. Membayangkan hal-hal yang mungkin kalau dulu kita bilang nggak mungkin, tapi ternyata bisa kesampaian. Makanya sampai detik ini pun kita juga masih membayangkan hal-hal yang indah terus. Ya salah satunya kita bisa tur keliling dunia bareng D'Masiv," ungkap Kiky kepada detikcom.

"Dan, 20 tahun ini kita punya tema ya itu, Road to the World. Jadi, kemarin kita sudah manggung di negara tetangga Malaysia dan Singapura, terus Jakarta juga sudah. Rencananya di bulan depan ya akan ada UK (Inggris), Eropa, US (Amerika), Australia," sambung gitaris itu lagi.

Dimulai dari September ini di benua Amerika, ke beberapa bagian. Di Oktober, giliran mereka menginjakkan kaki ke beberapa negara Eropa, lalu berlanjut ke Australia. Rincian negara mana saja yang dituju, bisa didengarkan lewat podcast dan video wawancara pada artikel ini.

Mengenai tur dunia yang mereka sebutkan ini, bukan semata asal keren saja. Ada hal yang sifatnya menantang diri sendiri, sekaligus bernostalgia.

"Ini temanya tes mental, mencari panggung di sana. Walaupun akan ada orang Indonesia, tapi kita berharap orang-orang asli di negara tersebut juga nonton kita. Kita mencoba untuk melebarkan sayap musiknya D'Masiv didengar sama orang di luar Indonesia, karena kemarin waktu kita sempat Tur Amerika (2022) selama satu bulan di beberapa kota, kita mendapatkan pendengar yang benar-benar bule ya, memang tinggal di sana, warga lokal sana dan mereka bahkan mengikuti kita terus sampai kita ke mana-mana, jadi itu harus kita pupuk," Rian menjelaskan maksudnya.

Apa maksudnya dengan memupuk itu?

"Perjalanan tur ini kayak dejavu (berulang, sudah pernah terjadi), seperti nostalgia balik ke zaman dulu. Kita nge-band, yang nonton, ikut, cuma 2-3 orang, sampai akhirnya sebanyak sekarang. Kita napak tilas lagi, tapi di negara lain. Ada orang yang ikut, 2-3 orang, tapi lama-lama harapannya mereka ajak temannya, ngeracunin temannya. Buat kita, itu proses yang menyenangkan," sambung Rian lagi.

Bagi Massivers-sebutan penggemarnya-yang sudah lama mengikuti pasti terasa, dari album ke album, karya yang diciptakan tumbuh seiring dengan usia, referensi baru dan momen pada fase-fase yang dilewati. Pada tulisan selanjutnya, D'Masiv bicara mengenai hal tersebut, khususnya album terakhir mereka, bertajuk TIME.

Mengenai loyalitas dan semangat menjaga api inovasi itu pun turut dibicarakan. Serta satu topik yang sedikit lebih sensitif dari lainnya, tentang D'Masiv yang mengakhiri kontrak dengan label yang membesarkannya, Musica Studios.

(mif/dar)

Hide Ads