Apa yang orang tahu, Marcell Siahaan adalah seorang penyanyi pop balada, dengan musik dan lirik melankolis. Semusim, Firasat sampai lagu kebangsaan mereka yang jatuh cinta beda agama, Perih Cintaku. Padahal, hanya butuh satu jam untuk tahu bahwa Marcell tidak hanya itu.
Menjadi narasumber dari Main Stage detikcom, dalam obrolan sekitar satu jam, terbuka bahwa Marcell Siahaan punya banyak alternatif kepribadian dalam dirinya. Sebagai musisi, Marcell sudah punya alternatif posisi yang sangat handal sebagai drummer, Puppen, Konspirasi dan terbaru Syc Minded yang punya ragam genre dengan tulang punggung musik keras.
Di luar musisi, Marcell Siahaan pun menjalani profesi di balik meja birokrasi, mengurusi royalti dalam institusi Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Mengedepankan Undang Undang Hak Cipta untuk mengatur regulasi dan melindungi para musisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan itu semua, pertanyaan detikcom pun menuju bagaimana cara Marcell menjalani itu semua dalam sehari-hari? Tidakkah cukup membuatnya hampir gila?
"Belum," katanya singkat sambil tertawa.
"Tapi gue akuin dari sekian banyak orang yang mungkin merasakan efek ya salah satunya ke bini gua sih. Makanya gue salu sama dia, bisa bertahan sama gue 15 tahun dengan segala macam kegilaan ini. Sesederhana dengan playlist gue yang bisa loncat kemana-mana gitu. Lo, kalau dengerin like gue di streaming platform musik apapun itu kayak gila nih orang nggak jelas gini sih, nggak ada garis merahnya," sambung Marcell lagi.
Marcell kemudian menyebutkan beberapa nama musisi yang kerap dia dengarkan dalam perjalanan. Jacky Cheung, Sandy Lam lalu beralih ke band elektronik bernama Paris. Tiba-tiba saja lagu berikutnya Decapitated, Metallica, Exodus. Di antara itu semua, bisa jadi terdengar suara Enya dan Sarah Brightman.
Lalu mengapa kemudian Marcell memilih penyanyi dengan lagu Semusim sebagai identitasnya yang paling kuat. Menyanyikan Takkan Terganti selama 20 tahun dan menjadikan Marcell si penyanyi patah hati. Tidakkah Marcell merasa terjebak?
"Jujur ada fase-fasenya gue bisa gue merasakan itu. Tapi pada akhirnya kembali lagi akhirnya gue harus menentukan sikap. Menentukan sikap dalam arti Marcell itu adalah seorang performer tapi dia juga seorang manusia. Itu minimal kita bisa membedakan antara Marcell Siahaan sebagai produk dengan Marcell Siahaan sebagai individu. Dari situ pelan-pelan gue pribadi bisa melihat bahwa ini adalah trademark Marcell secara brand. Ketika bermain sebagai drummer, tetap bisa juga. Ya bisa dibilang ini proses pendewasaan perjalanan si Marcell sebagai individu, dan justru menjadi kebanggan gue," jelasnya.
Dari penjelasan itu, terdengar Marcell seperti berusaha keras untuk mewujudkan semuanya. Bisa jadi menyenangkan karena memang mencintai apa yang dikerjakan, tapi bisa juga melelahkan. Tapi yang pasti, dia sadar betul bahwa ada sisi hatinya yang ingin menyenangkan semua orang, atau setidaknya, sebanyak-banyaknya orang.
"Bisa dibilang begitu, tapi bedanya gini. Bedanya adalah gue pernah mengalami satu masa di mana gue ingin menyenangkan semua orang, which is impossible. Karena itu semuanya gue upayakan. Kalau sekarang, yang penting gue tahu formulanya apa, udah jalan. Dan kembali ketika eksekusinya ketulusan aja, yang penting pesannya sampai," tegas Marcell.
Marcell kemudian melanjutkan ceritanya, tentang bagaimana kemudian dia menjaga dan melihat kreativitas dalam berkarya. Dengarkan obrolannya di Podcast Main Stage di Spotify. Wawancaranya bisa juga ditonton dalam video di artikel ini.
(ass/ass)