Bukan lagu yang kacangan, mereka mencoba untuk konsisten menampilkan sebuah suguhan penuh kualitas. Termasuk soal pasar yang sebenarnya menurut mereka memang bisa diciptakan sendiri.
"Kita fokus ke musik ada nilai edukatif. Dari proses hingga perjalanannya," ucap sang vokalis, Fadly kepada detikHOT belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi mereka, penikmat musik Indonesia sudah kangen mendengark musik yang bagus dan berkualitas. Jadi bukan hanya keluar begitu tanpa konsisten dalam makna dari lagunya sendiri.
"Penikmat musik tuh kangen musik yang bagus dengan kualitas sound yang bagus. Nggak sekadar dikeluarin ya. Di dalam liriknya juga positif," ungkap sang bassis, Rindra.
Musikimia tak mau jumawa dengan apa yang dilakukannya saat ini. Tapi setidaknya, mereka mencoba menghasilkan sebuah karya terbaik tanpa mengorbankan idealisme.
"Ya kita bikin ya sebaik mungkin kita bisa. Ya komersil syukur dan kita bikin yang terbaik. Jangan sampai karena komersial mengorbankan (idealisme). Ya berusaha tidak mengorbankan kualitas. Ya memberikan yang terbaik," jelas Steven.
"Kualitas akan mengalahkan kuantitas. Ya karya musik bukan barang nggak akan basi. Ya bisa disimpan oleh zaman. Kita fokus ke musik dan karya yang bisa kita tidak dibuat-buat. Pada dasarnya seniman punya pasar," timpal Fadly.
Memang bukan hal yang mudah untuk mempertahankan semuanya. Setidaknya, Musikimia seperti sebuah wadah untuk menyalurkan semua hasrat bermusiknya.
"Ya memang apa yang ada di Musikimia adalah yang kita bikin saya senang," pungkas Steven.
Tiga personel Padi sebelum membentuk Musikimia mengaku sempat berada di titik nadir. Seolah mereka sudah tak lagi bergairah bermusik. Tapi semua terbayar saat bersama Musikimia. Seperti apa kisahnya? Simak terus Main Stage detikHOT hari ini! (fk/mmu)