The Milo Tak Masalah Jadi Pelarian Orang-orang Galau

Main Stage

The Milo Tak Masalah Jadi Pelarian Orang-orang Galau

- detikHot
Rabu, 17 Agu 2011 14:29 WIB
Jakarta - The Milo tidak pernah mengklaim dirinya sebagai band beraliran shoegaze. Tapi mereka tak bermasalah dicap shoegaze. The Milo pun siap jadi pelarian orang-orang galau.

Para personel The Milo berasal dari latar belakang musik yang berbeda. Namun ketika Ajie Gergaji (vokal, gitar), Upik (gitar), Suki (bass), Hendi Unyil (kibord, syth) dan Budi Cilsen (drum) bersama, musik The Milo lahir dengan sendirinya.

"Basic-nya kita sih pop, cuma ada salah satu teman kita yang membabtis The Milo sebagai shoegaze," ujar Adjie ketika menyambangi kantor detikcom di Warung Buncit, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika The Milo lahir pada 1996, musik alternatif grunge dan hardcore tengah meledak dan digilai banyak orang. The Milo pun mengambil unsur alternatif untuk berkarya, namun ternyata yang lahir malah shoegaze.

"Alhamdulillah nggak keberatan (dicap shoegaze), itu jadi patokan juga ke band-band setelah The Milo. Kita jadi pioner shoegaze Indonesia," tutur Adjie.

Lalu apakah The Milo sengaja membuat lagu berbalut lirik galau?

"Tidak. Tiap album itu adalah cerita. Album pertama itu cerita kita, yang kedua cerita teman-teman yang di-capture lalu dilagukan. Kita bikinin soundtrack-nya, bikin agar suasana foto itu dramatis. Kebeneran jadinya galau. Kita dicap sebagai band galau. Apalagi album ini galau banget, ceritanya sih yang galau. Tapi kalau pernah lihat manggungnya The Milo nggak galau-galau amat," tutur Adjie.

The Milo pun membebaskan siapapun menganggap mereka sebagai band galau atau bukan. The Milo memang ingin jadi sahabat yang baik untuk mereka si patah hati.

"Awalnya kita pengen nemenin orang yang lagi sakit hati. Berarti misinya kita tercapai. Nemenin orang-orang yang galau. Setidaknya jadi pelarian positif," celetuk Budi sang drummer.

(yla/nu2)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads