Depresi dan gangguan kecemasan dirasakan oleh Tiffany saat masih aktif promosi bersama SNSD. Ia mengaku kerap mengkhawatirkan banyak hal, termasuk apa yang boleh diucapkan atau tidak. Karena menjadi seorang selebriti, semua tingkah laku dan ucapan menjadi perhatian publik.
"Aku debut di Korea saat masih SMA. Ketika aku di depan kamera, aku merasa harus secara otomatis menjadi seorang gadis, dengan suara tinggi, memberikan energi yang positif, dan ini menjadi obesesi yang tak sehat bagiku," ungkap Tiffany dalam sebuah wawancara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiffany mengaku melakukan banyak terapi agar bisa kembali tampil percaya diri di depan kamera. Saat mengalami depresi, ia banyak dibantu oleh sang kakak dan kembali mendapatkan kekuatan.
"Saat aku merasa depresi, kakakku bilang, 'Kau tidak harus merasa baik-baik saja, tapi semua akan baik-baik saja apa pun yang terjadi.' Kadang ada kalanya aku merasa ingin sembunyi, menyerah, dan selalu merasakan hawa negatif. Tapi bukan hanya aku saja yang merasa begitu. Semua juga merasa begitu," lanjutnya.
Kini, Tiffany berharap bisa menjadi contoh bagi siapa pun yang pernah merasakan hal yang sama. Ia berharap bisa menjadi kekuatan dan memotivasi siapa pun yang membutuhkan.
(dal/tia)