Martin Freeman, Berakhirnya 'The Hobbit' dan Pelajaran yang Dipetik dari Bilbo

Hollywood Hot Profile

Martin Freeman, Berakhirnya 'The Hobbit' dan Pelajaran yang Dipetik dari Bilbo

- detikHot
Jumat, 19 Des 2014 14:41 WIB
Jakarta - Bukan hal yang mudah bagi Martin Freeman untuk berpisah dengan para staf dan sesama pemain pendukung setelah tiga tahun menggarap seri 'The Hobbit' bersama-sama. Namun pada akhirnya, sebuah pelajaran berharga dapat dipetik oleh sang aktor dari karakter yang ia perankan.

Saat pertama menerima tawaran untuk memerankan karakter Bilbo, Martin sudah meramalkan tahun-tahun ke depan akan sangat melelahkan. Namun ketika semuanya sudah terjalani, aktor asal Inggris tersebut tahu betul bahwa usahanya selama ini akan membuahkan hasil yang luar biasa.

"Ya, memang benar semua terasa melelahkan dan sulit. Bagiku mengharapkan yang tak terduga adalah ide yang cukup baik dan aku bahkan tak berpikir, nanti jadinya akan seperti ini. Aku menurut saja apa yang akan terjadi nanti. Satu hal yang perlu kau tahu, dirimu akan memerankan karakter ini untuk waktu yang lama. Lebih lama dari karakter-karakter sebelumnya di film lain," urai Martin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak berbeda dengan lainnya, Bilbo adalah karakter yang perubahannya sangat signifikan dari film pertama hingga film ketiga. Martin, sebagai aktor yang memerankan, dituntut untuk sanggup menampilkan hal tersebut di layar lebar dengan tetap mempertahankan karakter asli Bilbo.

"Itu namanya bagian ketika harus mempertahankan siapa dia yang sebenarnya, padahal faktanya ia bukan orang yang sama ketika telah meninggalkan Bag End, namun di saat yang bersamaan ia harus tetap menjadi seperti itu. Itu adalah bagian dari percakapanku dengan Pete (Peter Jackson), ketika aku ingin sedikit mendorongnya seperti ini atau seperti itu, ia bilang, 'Ya, ya. Tapi dia harus tetap menjadi orang yang sama.'" sambungnya.



Sebuah pelajaran kemudian berhasil dipetik oleh Martin dari karakter seorang Bilbo Baggins.

"Seseorang tak benar-benar berubah menjadi orang lain. Tapi sebuah perlawanan atau perang memang memberikan sesuatu pada seseorang, kau tahu. Itulah yang aku suka dari film The Rings, karena luka yang dirasakan sang karakter memang benar-benar ada. Namun luka tersebut tetap mempertahankan sisi humornya. Begitu juga dengan rasa ingin mencoba mendapatkan perspektif tentang apa yang sedang ia hadapi," ujar Martin.

"Ketika kau melalui banyak hal sulit, kau tak berpikir bagaimana situasi tersebut bisa mengubahmu. Dan Bilbo sama sekali tak memikirkan bagaimana hal tersebut mengubahnya, tapi pasti. Pada saat kita menghadapinya, seseorang pasti menjadi terbiasa, atau jika tidak sepenuhnya berubah," pungkasnya.

'The Hobbit: The Battle of Five Armies' sudah diputar sejak 12 Desember di Inggris dan 17 Desember di Australia. Dan kini, film garapan Peter Jackson tersebut juga sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

(dal/mmu)

Hide Ads