Agung menceritakan bagaimana dahulu dirinya amat kurus dengan bobot yang tak seimbang dengan tinggi tubuhnya. Saat masih kuliah semester 3, berat tubuhnya yang 54 kg tak mampu menunjang tinggi tubuhnya yang 181 cm. Ia pun bertekad untuk membentuk penampilannya agar terlihat proporsional sekaligus kekar.
Lulusan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan ini kemudian meminta bantuan seorang teman kuliah yang dikenal sebagai trainer fitness. Ia pun kemudian rajin mengikuti bimbingan sang teman untuk rutin latihan beban dan olahraga 5 kali seminggu sembari menjaga pola makan dengan banyak mengonsumsi protein seperti telur, daging, dan mengurangi nasi putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya otot saya pun muncul. Sekitar 1,5 tahun total usaha saya membesarkan badan," kenang Agung.

Kini, ia pun tetap mempertahankan kebiasaannya tersebut untuk menjaga otot-ototnya tetap kencang. Tak hanya rajin fitness minimal tiga kali seminggu, sekitar 10 butir telur juga ia konsumsi setiap harinya. Plus, sekilo daging sapi yang ia kukus untuk 'cemilan'.
"Saya sanggup menghabiskan sekilo daging setiap hari. Saya kukus dan saya pakai bekal untuk saya makan di perjalanan setiap hari," ujarnya.

Tak memungkiri bahwa kadang bosan dengan rutinitas makanan yang ia santap, Agung menerapkan teori yang ia pegang selama ini agar penampilannya tetap terjaga dan fit.
"Jujur, saya bosen makan makanan kayak gitu melulu, tapi saya selalu ngomong ke diri sendiri kalau saya makan pakai otak, bukan pakai lidah. Jadi, mau nggak mau telan aja," tandasnya.
(doc/hkm)