"Pertama kali ditato itu rasanya sakit. Tapi sakitnya itu enak dan bikin ketagihan," ungkapnya saat berbincang usai pemotretan bersama Detikhot.
Mahasiswi kampus Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Salemba, Jakarta Pusat itu mengisahkan, ia mulai mentato tubuhnya saat masih masih berkuliah di semester pertama. Sejak saat itu, ia mengaku jadi ketagihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada satu yang mencolok dari perempuan kelahiran Jakarta, 12 November 1989 itu. Sebuah tato bertuliskan 'Miracle' atau keajaiban berukuran cukup besar terukir di tangan kanannya.

Adakah makna spesial dari tato tersebut? "Ada. Aku pernah pacaran 4 tahun dan akhirnya putus. Setelah berapa lama, akhirnya aku mendapatkan cowok yang benar-benar bisa membuka hati aku lagi. Dia bisa bikin aku merasakan seperti jatuh cinta pertama kali, makanya aku bikin tato itu," paparnya seraya tersenyum.
"Selain itu ada tato 2 malaikat baik dan jahat di punggung aku. Terus ada tato bintang, karena aku pengen seperti bintang yang selalu bersinar. Baik dalam karier, percintaan, dan persahabatan. Aku mau tetap bagus di mata orang-orang," sambungnya lagi.
Tak dipungkiri, orang bertato memang masih mendapat stigma atau pelabelan negatif dari masyarakat secara umum. Namun pemilik tinggi 160cm dan berat 45kg itu mengaku cuek dan tak masalah jika dianggap sebagai perempuan nakal.

"Selama ini aku sih terserah orang mau ngomong apa, yang tahu aku cuma diriku sendiri, keluarga sama Tuhan. Jadi orang mau bicara apa, aku tutup kuping. Bukannya nggak peduli ya, tapi selama ini aku juga nggak pernah mau mencampuri urusan orang lain," jelasnya dengan mimik wajah serius.
Lantas sudah memiliki delapan tato, apa Farra masih berkeinginan untuk menambahnya? “Nggak. Aku rasa sih ini sudah cukup. Kadang pengen nambah sih, tapi nggak lah. Sudah di mana-mana tatonya,” tandasnya seraya tertawa.
(bar/hkm)