Sepertinya, dialog di atas tepat untuk mewakili keseluruhan film 'Piranha 3D'. Film ini bisa disimpulkan dengan dua kata: berdarah-darah dan seks. Lihat saja, ratusan anak muda menikmati musim semi di Danau Victory, dan di pikiran mereka cuma satu: seks. Ada kontes kostum basah, dan ada rombongan pembuat film porno yang berkunjung ke sana. Dan lihat saja, bagaimana ribuan ikan piranha pra-sejarah memakan mereka, menggerogoti setiap organ yang bisa dilahap, hingga para korban banjir darah -dalam arti yang sebenarnya.
Bagi banyak orang, film berdurasi 88 menit ini bergenre horor-komedi. Tapi bagi saya posisi film ini jelas: film eksploitasi yang juga film B ditilik dari semangat mengumbar kekerasan dan seks. Dan, Amerika mengganjarnya dengan R, karena "adegan-adegan kekerasan horor berdarah, ketelanjangan, konten seksual, bahasa, dan beberapa penggunaan narkoba". (Kabarnya, di Indonesia, ini adalah film pertama dengan rating 21 tahun ke atas).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu saja film besutan Alexandre Aja ini dibumbui romansa -sepasang anak Adam saling menyangkal perasaan mereka, Jake (Steven McQueen) dan mantannya, Kelly (Jessica Szohr). Atau, tentang sang adik cilik -Laura (Brooklynn Proulx) dan Zane (Sage Ryan)- yang 'mbalelo' dan akhirnya terjebak di pulau kecil. Tentu saja ini formula khas, jarang penonton tidak jatuh simpati pada korban yang masih kanak-kanak. Sementara ibu mereka, Sheriff Julie Forester (Elisabeth Shue) bersama Deputi Fallon (Ving Rhames) kewalahan menghadapi piranha purba yang membantai para turis yang keras kepala tak mau ke tepian.
Sayang sekali, walau di satu sisi banyak adegan yang brutal dan mengerikan, tapi tidak sedikit adegan mandi darah yang tidak menakutkan dan bahkan tidak meyakinkan. Tetapi, ini adalah bagian dari seni film b, bukan? Dan, supaya lebih laku lagi, diundanglah banyak cameo (atau aktor yang mubazir karena tidak dimaksimalkan) di sini. Yang paling menyolok adalah Richard Dreyfuss, tokoh utama di 'Jaws' —mengingat film ini agak-agak satu atmosfir dengan 'Jaws'— setelah ia dibujuk dengan bayaran 50 ribu dolar AS yang disumbangkannya untuk amal. Cameo lainnya adalah Kelly Brooke dan Gianna Michaels (dua aktris porno), Eli Roth, Ving Rhames, dan Christopher Lloyd.
Memang, kehadiran Dreyfuss adalah sebuah penghormatan untuk 'Jaws'. Ia berperan kecil sebagai Matt Boyd —parodi dari Matt Hooper, karakter yang ia mainkan di film 'Jaws'. Lagu yang terdengar di radio kapal adalah 'Show Me The Way to Go Home', lagu yang sama yang dinyanyikan Richard Dreyfuss, Roy Scheider dan Robert Shaw di 'Jaws'. Tapi, rupanya sang sutradara kurang bisa mengatur ritme ketegangan. Ada masa di mana selama 30 menit tidak terjadi apa-apa, hanya ada gerakan dengan point of view yang bergerak-gerak seolah hendak menyerang, tapi tidak terjadi apa-apa. Ketegangan tidak terbangun, pun dengan cerita.
Tokoh Derrick Jones (Jerry O'Connell) yang seharusnya cabul tidak begitu berhasil meyakinkan penonton bahwa dia gila seks. Bandingkan dengan Neil Patrick Harris, sang dokter Doogie Howser di 'How I Met Your Mother' yang playboy, maniak seks, dan kesepian. Intinya, ini adalah film bodoh yang keren —jika Anda pencinta film eksploitasi. Oh, ya walaupun di beberapa bagian film ini lebih mengasyikkan dengan kacamata 3D, tapi umumnya format ini tidak cukup signifikan untuk membangun rasa ngeri.
(mmu/mmu)