5 Fakta Bendera Merah Putih, Dijahit Fatmawati hingga Dipisah Dua Bagian

5 Fakta Bendera Merah Putih, Dijahit Fatmawati hingga Dipisah Dua Bagian

Tim Detikhot - detikHot
Rabu, 17 Agu 2022 13:21 WIB
Petugas membawa bendera merah putih saat upacara pengibaran bendera  merah putih raksasa di Bukit Klangon, Klangon, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (16/8/2022). Acara pengibaran bendera merah putih berukuran 9x6 meter yang diikuti ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat itu guna memperingati dan menyemarakan HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko./hp
Foto: Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko
Jakarta -

Bendera merah putih menjadi salah satu simbol di momen hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tahun tepat pada 17 Agustus, bendera merah putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati dinaikkan ke tiang bendera lalu diturunkan kembali sore harinya.

Berikut 5 fakta soal bendera merah putih, seperti dirangkum detikcom:

1. Dijahit Ibu Fatmawati

Sebelum dibentangkan dan dikenalkan pertama kali, bendera merah putih dijahit oleh istri Soekarno, Fatmawati. Dia merupakan orang pertama yang menjahit bendera merah putih yang berukuran 276 x 200 cm pada 1944.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya Fatmawati menjahitnya dari dua bagian lalu menyatuhkannya. Pada 17 Agustus 1945, bendera Merah Putih dikibarkan Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

2. Pernah Sobek

Bendera Merah Putih diketahui setiap tahun selalu dikibarkan di tanggal 17 Agustus. Terakhir berkibar pada 1968 karena sobek dan digantikan bendera yang terbuat dari sutera.

ADVERTISEMENT

Pada 1969, bendera Merah Putih pun disimpan di Istana Merdeka sampai sekarang.

3. Arti Bendera

Bendera merah putih melambangkan semangat untuk lepas dari penjajahan Belanda. Warna merah melambangkan keberanian melawan penjajah dan putih merupakan niat suci untk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

4. Dipisahkan Jadi Dua Bagian

Dalam sejarahnya, bendera merah putih sempat dipisahkan menjadi dua bagian. Pada 19 Desember 1948, ketika Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda, bendera merah putih diselamatkan oleh Soekarno.

Bung Karno menyerahkan bendera bangsa kepada ajudannya, Husein Mutahar. Dia melepas jahitan lalu membawanya ke dalam dua tas terpisah.

Dua bagian bendera merah putih itu pun disatukan oleh Bung Karno ketika diasingkan di Bangka pada Juni 1949.

5. Dibungkus Koran

Ketika Bung Karno berada di pengasingan di Bangka, Bung Karno meminta bendera pusaka kepada ajudannya. Da pun menjahitnya kembali dan mengikuti setiap lubang jahitan satu per satu.

Bendera merah putih dibungkus kertas koran dan diserahkan kepada Soejono untuk dikembalikan kepada Presiden Soekarno di Bangka.




(tia/tia)

Hide Ads