Tradisi Bagi-bagi Uang saat Lebaran, Ini Sejarahnya

Tradisi Bagi-bagi Uang saat Lebaran, Ini Sejarahnya

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 01 Mei 2022 08:30 WIB
Amplop angpao Lebaran
Foto: Maya Sofia/HaiBunda
Jakarta -

Pemberian angpau atau Tunjangan Hari Raya (THR) sudah menjadi tradisi turun temurun yang terjadi saat Lebaran. Biasanya orang tua yang sudah bekerja memberikan angpau kepada anak-anak yang lebih muda.

Jika dalam tradisi Imlek, biasanya uang sedekah itu berada di dalam amplop merah atau hongbao dalam bahasa China.

Di dataran China, angpau ditemukan saat masa Dinasti Han yang di depan amplop terdapat kalimat 'fu shan shou hai' atau berarti 'selamat berbahagia dan panjang usia'. Terkadang ada juga amplop merah bertuliskan 'semoga sehat selalu'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bagian belakang amplop merah, biasanya ada lambang binatang keberuntungan. Misalnya saja harimau, kura-kura, dan lain-lain.

Warna merah di amplop juga menjadi hal terpenting karena melambangkan kebaikan dan kesejahteraan. Artinya, bisa bernasib baik bagi si penerima angpau.

ADVERTISEMENT

Bagaimana dengan sejarah angpau ketika Hari Raya Idul Fitri?

Dilansir dari berbagai literatur, pemberian uang kepada anak-anak saat Lebaran terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa.

Tapi jauh sebelum sekarang, tradisi salam tempel ini sebenarnya dipopulerkan oleh Khalifah Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara saat abad pertengahan.

Saat itu, dalam sejarah diketahui ada tradisi membagikan uang, pakaian, atau pernak-pernik kepada anak-anak saat hari pertama Idul Fitri. Tradisi menguat saat era Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman), salam tempel berubah menjadi bagi-bagi uang tunai.

Di Indonesia, budaya bagi-bagi THR kepada anak-anak ini terus terjadi dan berkelanjutan sampai sekarang. Pengaruh tradisi ini juga dibawa oleh imigran dari Asia ke Indonesia melalui jalur dagang dan agama.

Tapi dari literatur lainnya, juga disebutkan tradisi bagi-bagi uang THR saat Lebaran merupakan hal baru yang diadopsi dari China.

Saat hari raya tiba, salam tempel menjadi hal yang dinantikan. Anak-anak maupun saudara kerap menyambangi satu rumah ke rumah lainnya, dan berbagi THR kepada anggota keluarga yang lebih muda.




(tia/wes)

Hide Ads