Ratusan Gendhing Karya Rahayu Supanggah Akan Dikumpulkan

Ratusan Gendhing Karya Rahayu Supanggah Akan Dikumpulkan

Bayu Ardi Isnanto - detikHot
Selasa, 10 Nov 2020 15:26 WIB
Suasana Rumah Duka Rahayu Supanggah di Benowo RT 06 RW 08, Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Selasa (10/11/2020).
Rumah duka komposer Rahayu Supanggah Foto: Bayu Ardi Isnanto/ detikcom
Solo -

Komposer kawakan Rahayu Supanggah meninggal dunia pada usia 71 tahun, Selasa (10/11/2020) dini hari. Karya-karya sang maestro karawitan selama hidup akan dikumpulkan menjadi satu.

Rencana tersebut disampaikan oleh Suraji, dosen karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo sekaligus orang yang dipercaya mengelola sanggar seni milik Panggah, Garasi Seni Benowo.

"Karya beliau sudah ada ratusan. Ada yang berupa gendhing, ada juga yang sudah dikomposisikan dengan tari dan drama. Akan kita kumpulkan kembali menjadi satu," kata Suraji saat ditemui di rumah duka, Benowo RT 06 RW 08, Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Selasa (10/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa karya yan mendunia adalah I La Galigo, karya sastra Bugis yang dipentaskan dalam bentuk teater. Ada juga Setan Jawa yang merupakan kolaborasi dengan musisi dunia.

"Hanya ada beberapa yang direkam secara khusus dalam bentuk CD," katanya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, putra kedua Panggah, Gandang Warah, mengatakan ayahnya sudah empat hari dirawat di rumah sakit. Kondisinya semakin menurun dan mengembuskan napas terakhir dini hari tadi pukul 02.45 WIB.

"Masuk rumah sakit empat hari, mungkin sudah capek, sudah sepuh. Sebetulnya bapak itu nggak sakit, tapi fungsi tubuhnya menurun, terakhir nggak mau makan sampai kondisinya menurun," kata Gandang di rumah duka.

Suasana Rumah Duka Rahayu Supanggah di Benowo RT 06 RW 08, Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Selasa (10/11/2020).Suasana Rumah Duka Rahayu Supanggah di Benowo RT 06 RW 08, Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Selasa (10/11/2020). Foto: Bayu Ardi Isnanto/ detikcom

Dia juga mengungkap pesan terakhir dari ayahnya. Selain itu, Gandang berterima kasih atas segala pengabdian yang diberikan ayahnya kepada masyarakat.

"Pesan terakhir beliau itu nitip rumah kepada saya. Kami dari keluarga berterima kasih atas semua karya, semua pengabdian, semua ilmunya buat kami dan masyarakat dan untuk kebudayaan Jawa," pungkasnya.




(bai/tia)

Hide Ads