Pihak Ruben Onsu Tanggapi Kisruh Debt Collector Satroni Sarwendah

Pihak Ruben Onsu Tanggapi Kisruh Debt Collector Satroni Sarwendah

Febryantino Nur Pratama - detikHot
Sabtu, 15 Nov 2025 18:04 WIB
Ruben Onsu saat ditemui di kawasan CT Corp, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025).
Pihak Ruben Onsu Tanggapi Kisruh Debt Collector Satroni Sarwendah. (Foto: Hanif Hawari/detikcom)
Jakarta -

Perseteruan antara Ruben Onsu dan Sarwendah memasuki babak baru. Pihak Ruben lewat kuasa hukumnya, Minola Sebayang, menanggapi konferensi pers yang sebelumnya diadakan oleh tim kuasa hukum Sarwendah terkait munculnya penagih utang atau debt collector ke kediaman mantan istrinya.

Minola menduga ada upaya untuk mendiskreditkan kliennya dan mengalihkan isu utama, yakni hak Ruben untuk bertemu dengan anak-anaknya.

Minola Sebayang menyimpulkan urgensi pihak Sarwendah untuk mengadakan konferensi pers hanya karena masalah kedatangan penagih utang. Menurutnya, jika persoalannya adalah cara pengumpulan yang tidak sesuai aturan, ada mekanisme lain untuk menjaminnya tanpa harus diekspos ke publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menduga ada tujuan lain di balik langkah tersebut. Kalau memang misalnya bukan untuk hal itu, berarti artinya patut diduga preskonnya hanya ingin mendiskreditkan klien kami, Ruben. Ingin menunjukkan bahwa Ruben sekarang lagi dalam keadaan yang tidak mampu secara ekonomi, sehingga akhirnya ada tunggakan-tunggakan atau ada debt collector yang mencari-cari dia sampai ke rumah kediaman Sarwendah," ujar Minola Sebayang dalam konferensi pers di Pulomas, Jakarta Timur, pada Sabtu (15/11/2025).

ADVERTISEMENT

Pihak Ruben Onsu juga mengatakan penagih utang tersebut benar salah alamat. Seharusnya, pencarian dilakukan langsung ke alamat Ruben Onsu sesuai data pemesanan mobil. Minola menilai reaksi yang ditunjukkan pihak Sarwendah terlalu berlebihan untuk sebuah kesalahan yang sederhana.

"Kalau memang orang yang datang itu salah alamat, kita tinggal bilang, 'Kamu salah alamat karena yang memiliki tanggung jawab dan kewajiban adalah orang lain, bukan saya'. Sesederhana itu kan? Nah, kenapa kok menjadi suatu hal yang besar yang kemudian harus disampaikan ke ranah publik? Ini yang juga menjadi pertanyaan bagi saya," tegas Minola.

Lebih lanjut, Minola mengungkapkan bahwa isu yang lebih besar dan krusial adalah hak Ruben Onsu sebagai seorang ayah yang diduga dihalang-halangi untuk bertemu dengan anak-anaknya. Menurutnya, sudah hampir dua bulan sejak pulang umrah, Ruben belum diberikan akses bertemu anak sesuai komitmen yang disepakati, yakni dua hingga tiga hari dalam seminggu.

Untuk membantah tudingan lalai membayar, Minola membeberkan bukti transfer bulanan dari Ruben kepada Sarwendah yang nilainya fantastis, bahkan setelah mereka resmi bercerai. Ia menyebut kliennya masih sangat bertanggung jawab atas kehidupan anak-anak dan mantan istrinya.

"Dari mulai perceraian di bulan September 2024, Ruben tiap bulan itu memberikan biaya kepada S senilai Rp 242.629.000. Boleh diambil. Ini hasil chatting-an. Sudah bercerai ini posisi. Apa kira-kira untuk cicilan mobil Ruben gak mau bertanggung jawab? Ini sudah bercerai loh," ungkap Minola sambil menunjukkan bukti.

Minola membandingkan urgensi antara kedatangan penagih utang yang salah alamat dengan hak seorang ayah yang dihalangi bertemu anaknya. Ia menegaskan bahwa hak anak untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya adalah hal yang tidak dapat dinegosiasikan dengan alasan apa pun, termasuk masalah finansial.

"Mana masalah yang lebih besar? Debt collector datang yang belum pada waktunya dan cukup dijawab seperti yang saya sampaikan, atau seorang ibu yang mengajarkan anaknya bertemu dengan ayahnya? Sementara ayah masih bertanggung jawab untuk seluruh kehidupan keluarga itu. Termasuk uang plastik sampah rumahnya yang berjumlah Rp 5,2 juta per bulan," tutupnya.




(fbr/mau)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads