Aktris Indonesia yang sering membintangi film horor, Asmara Abigail, baru-baru ini menjadi korban 'hantu' phishing. Dia menceritakan pengalaman ini saat jadi narasumber di YouTube Channel RJL5 - Fajar Aditya.
Kejadian ini bermula saat Asmara selesai syuting di Bali dan hendak mengirimkan sebuah paket untuk kebutuhan syuting di Takengon, Aceh Tengah. Dia meminta bantuan orang tua dan asisten rumah tangganya untuk mengirimkan paket lewat perusahaan logistik.
"Jadi Takengon itu 6-7 jam dari Banda Aceh atau 8-10 jam dari Medan. Kalau ke sana bisa pakai pesawat kecil, cuman bisa bawa kabin 5 kg, sementara syuting 1 bulan mesti bawa segala macam. Akhirnya aku memutuskan untuk mengirim barang-barang yang aku butuhkan untuk keperluan syuting lewat J&T, karena outlet nya dekat rumah aku," tutur Asmara, dikutip Sabtu (6/9/2025).
Asmara mengatakan paket kebutuhan syuting tersebut telah dikemas secara rapi dan ditambah bubble wrap oleh perusahaan logistik sehingga sangat aman. Alamat yang tertera dalam paket tersebut juga tertulis lengkap dan jelas.
Kendati begitu, ketika paket sedang dalam perjalanan, Asmara mendapat kabar tak terduga dari nomor tak dikenal melalui iMessage di smartphone-nya. Pesan itu berisi bahwa label pada paket rusak sehingga lokasinya tidak diketahui.
"Ini sebenarnya kalau lagi fokus udah aneh, masa dari company sebesar ini ngirimnya iMessage gitu kan, dia bilang paket bermasalah, alamatnya rusak, tidak terbaca jelas, tentu dengan penulisan yang sangat profesional," jelasnya.
Pada pesan itu, Asmara kemudian diminta konfirmasi alamat dalam waktu 24 jam secara online pada sebuah link yang disematkan. Asmara kemudian diminta membayar biaya tambahan dengan harapan paket bisa segera sampai.
"Aku dipandu untuk klik link itu untuk memperbaharui alamat. Kemudian aku mesti bayar extra charge 9.000 sekian rupiah, yang kita pikir 9.000 sekian rupiah bukan nominal yang besar, dan buat kita yang kerja gimana caranya itu paket bisa sampai," harapnya.
"Ternyata tiap kali melakukan pembayaran, di page nya itu dia bilang selalu gagal, transaksi gagal, aku coba sampe 5x, ternyata transaksinya sukses semua, dan ternyata nominalnya SAR, Riyal, dan kalau di total kerugian nominal finansial yang hilang dari account aku yang ke charge, itu sekitar Rp 70 juta, horor kan? Kehilangan Rp 70 juta itu rasanya antara gemeter, panik, terus juga pengin nangis," lanjutnya.
Sadar jadi korban phishing, Asmara lantas menghubungi orang tuanya dan minta asisten rumah tangganya mengunjungi outlet J&T Express. Ia ingin mendapat penjelasan mengenai kejadian yang dialaminya.
"Dan memang dari tim J&T itu semuanya dipandu dengan jelas, dan clear, itu jangan di klik, itu penipuan, phishing dan segala macam. Tapi informasi yang di dapat (pihak rumah) ini nggak langsung sampe ke aku, kaya ada delay gitu," terangnya.
"Sementara aku udah panik, dan udah pengen paketnya cepet-cepet sampai, langsung tak tik tuk, tak tik tuk, hilang Rp 70 juta. Jadi maksudnya aku pas di situ, baru ngerasain rasanya ketipu," sambungnya.
Lebih lanjut, ia dan pihak J&T Express juga sempat melakukan pertemuan. Dia kemudian diberikan penjelasan secara detail bahwa paketnya tidak bermasalah. Mulai dari perjalanan paket di berbagai titik, beserta bukti rekaman CCTV.
"Jadi nggak ada paketnya tuh nyangkut, alamatnya tidak terbaca, itu tuh kebohongan, dan aneh sekali iMessage yang aku terima juga itu nomor Philippines, yang mestinya dari awal aku udah curiga, ditipu dengan nominal riyal SAR," jelasnya.
Menangkal 'Hantu' Phishing: Cek, Curiga, Cancel
Sementara itu, Brand Manager J&T Express Herline Septia mengimbau kepada masyarakat luas untuk lebih waspada terhadap jebakan 'hantu' phishing berkedok pengiriman barang. J&T Express meluncurkan kampanye edukasi digital untuk menangkal bahaya phishing ini.
"Kami begitu aware terhadap kasus-kasus penipuan, khususnya yang terkait jasa pengiriman. Karena sebenarnya ini satu sisi bukan hanya merugikan pelanggan, masyarakat, tapi merugikan J&T juga secara langsung," ungkapnya.
J&T Express menggandeng Asmara Abigail yang menjadi korban penipuan untuk menyebarkan kampanye positif mencegah phishing melalui 3C: CEK, CURIGA, CANCEL. Hal ini diharapkan bisa menekan kasus penipuan online yang mengatasnamakan jasa pengiriman barang.
"Kita mau edukasi masyarakat untuk lebih berhati-hati lagi, apa sih yang perlu kita perhatikan ketika kita dapat SMS, WA, telefon, yang mengatasnamakan pengiriman paket, jadi kita meluncurkan program 3C: CEK, CURIGA, CANCEL," ungkapnya.
Berikut ini adalah 3 solusi menangkal 'hantu' phishing.
- CEK: Fokus. Pastikan kebenaran web dan nomor hp. Jangan langsung klik link dan mudah percaya pesan dari nomor asing.
- CURIGA: Meluangkan waktu sejenak untuk perhatikan nomor resinya. Hubungi Call Center dan kunjungi outlet J&T Express untuk memastikan keaslian paket.
- CANCEL: Langsung abaikan interaksi dan laporkan jika menerima pesan yang mencurigakan ke call center dan saluran resmi J&T Express.
(akd/akd)