Aktris Alya Rohali membagikan kisah pribadi tentang perjuangan putrinya, Namira Adjani Ramadina, yang sempat mengalami eating disorder pada usia remaja. Menurut Alya, tekanan sosial dan persepsi terhadap tubuh menjadi pemicu utama kondisi tersebut.
"Ya namanya mungkin remaja ya gitu, waktu itu sih dia usianya kayak 17 tahunan. Memang mungkin banyak remaja yang karena pressure juga, terus dengan body image yang istilahnya di masyarakat, yang tergambar dalam pikiran dia harus yang ini, yang itu," ujar Alya saat ditemui di Studio Trans TV, Mampang, Jakarta Selatan kemarin.
Sebagai orang tua, Alya mengakui sempat kesulitan memahami apa yang dialami Adjani. Namun, ia bersyukur Adjani cepat menyadari ada yang tidak beres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untungnya dia merasakan sendiri gitu, bahwa ini masalah nih kayaknya buat aku, 'Aku pengin ke psikolog gitu'. Itu dia yang jalan sendiri sih," ungkap Alya.
Setelah berkonsultasi dengan psikolog, Adjani mulai memahami bahwa yang terpenting adalah menjaga keseimbangan hidup, bukan mengejar bentuk tubuh ideal yang tidak realistis. Dia mendengarkan saran dari psikolog.
"Saran psikolognya jangan takut gemuk, kamu balance aja. Jadi makan yang cukup, yang sehat, tapi kamu juga imbangi olahraga. Jadi penekanan itu di olahraganya," jelas Puteri Indonesia 1996 itu.
Awalnya, Adjani masih kesulitan mencari keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas fisik. Ia mulai terbiasa dan menjadikan olahraga sebagai bagian penting dalam hidupnya.
"Tiap makan, olahraga, tiap makan, olahraga, lari-lari gitu. Sampai akhirnya terus udah ketemu tuh, istilahnya metabolis yang tepatlah, dengan in take dan out-nya. Ya sudah akhirnya sekarang dia malah... itu yang justru jadi awal dari dia lari maraton tuh. Jadi lebih sehat ya," ujar Alya.
Pemulihan kondisi Adjani tidak melibatkan obat-obatan. Semua dilakukan lewat pendekatan psikologis dan perubahan pola hidup.
"Gak ada obat-obat apa pun sih. Untungnya dia kayak dinilah gitu, dia tau sendiri, dia tahu dirinya nih, aku kayaknya need help deh," kata Alya.
Kini, Adjani tak hanya pulih, tapi juga menjadikan pengalaman pahitnya sebagai motivasi untuk berprestasi. Ia bahkan mengikuti jejak ibunda dalam olahraga lari.
"Akhirnya sama Adjani, 'Ma, olahraga apa ya?' Disarankan olahraga yang bisa serius dan disiplin. 'Ya udah ikut Mama ajalah lari'. Akhirnya dia ngikutin aku lari tuh dari umur 16 tahun, sampai akhirnya dia terus maraton ke mana-mana. Sebenarnya awalnya itu dari pengalaman dia," jelas Alya.
(fbr/pus)