Sempat jadi sorotan soal pernyataan Tamara Tyasmara yang menggigit dan memukul Dante demi menyadarkan sang anak yang dinyatakan sudah meninggal dunia. Lain hal dengan yang dilakukan sang ayah, Angger Dimas.
Selain Tamara Tyasmara, kemarin ayah dari almarhum Dante (6) juga mendatangi Polda Metro Jaya. Kedatangan Angger Dimas hanya mengecek progress kasus kematian sang anak yang sudah memasuki babak baru.
Angger Dimas ditanyakan soal pernyataan Tamara Tyasmara terkait ditemukannya bekas gigitan dan luka lebam pada jenazah Dante. Tamara Tyasmara mengaku bekas gigitan dan lebam itu karena perbuatannya yang belum bisa menerima putra semata wayangnya meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak mau menjawab yang berhubungan dengan ibunya," jawab Angger Dimas ditemui di Polda Metro Jaya, semalam.
Angger Dimas mengaku pertama kali melihat Dante sudah dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Premier Jatinegara. Awalnya, Angger Dimas tak mengetahui Dante sempat dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.
Saat pertama kali melihat jenazah sang anak, Angger Dimas mengatakan dia hanya memegang wajah dan menciumnya.
"Saya pertama kali lihat anak saya, saya pegang mukanya, saya cium bibirnya, itu saja. (Melihat) di Premier Jatinegara, sudah kondisi meninggal," ungkapnya.
"(Di rumah sakit) Pondok kopi itu saya nggak tahu sama sekali, sampai ada print-print (dari Rumah Sakit Islam) Pondok Kopi itu pas di rumah duka," jelas Angger Dimas.
Angger Dimas juga mengakui melihat lebam pada salah satu tangan Dante.
Angger Dimas mengaku tak ada niat untuk bertemu dengan YA, kekasih Tamara Tyasmara yang kini sudah ditetapkan menjadi tersangka. Meski merasa lega akhirnya kasus kematian sang anak menemui titik terang, Angger Dimas tetap masih merasakan emosi.
Melihat rekaman CCTV yang menujukkan YA 12 kali menenggelamkan Dante, Angger Dimas merasa itu tak pantas disebut perilaku manusia. Saat ini dirinya juga masih belum bisa menahan emosi mendapati fakta terbaru soal kematian anaknya.
"Sudah itu bukan kelakuan manusia sih. Sangat-sangat kelakuan mungkin manusia purba atau binatang. Maaf sekarang gue pakai masker, masih nggak bisa nahan emosi, tapi satu sisi lega karena penanganannya cepat," ungkap Angger Dimas.
(pus/aay)