Ujung Demi Indonesia di depan mata. Project Pop naik panggung sebagai penutupnya.
Tika Panggabean dan kawan-kawan membuka penampilannya dengan salah satu lagu andalan mereka, Dandgut Is The Music of May Country.
Di lagu itu, Project Pop menyuarakan agar Indonesia tidak ada lagi perbedaan. Grup musik yang dikenal jenaka tersebut mengajak semua penonton untuk bergoyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cukup sampai di situ, Project Pop juga mengajak penonton agar bangkit dari kursinya masing-masing dan merapat ke panggung.
Penonton yang tadinya malu-malu pun langsung bergoyang. Lagu berikutnya pun disajikan oleh Project Pop.
"Ayo kita Goyang Duyu," ujar Yossi, personel Project Pop.
Selesai menyanyikan lagu kedua, Project Pop menyapa penonton. Mereka juga mengaku senang bisa menjadi bagian dari acara yang dibuat untuk membangkitkan semangat pemuda agar tidak apatis tersebut.
"Kita senang banget bisa bagian dari acara ini, bagian dari Indonesia. Selamat Hari Sumpah Pemuda besok, teman-teman!" sapa Tika Panggabean.
Project Pop kemudian menyanyikan Bukan Superstar. Ribuan penonton pun ikut berkaraoke mengikuti lirik yang ada di layar besar.
Tema perbedaan kembali diangkat oleh Project Pop. Mereka menyanyikan Beda Sama Kamu.
Di Demi Indonesia, para tokoh, atlet hingga artis bersuara mengenai perbedaan yang seharusnya bisa menjadi kekuatan Indonesia.
Joe Taslim, salah satu narasumber Demi Indonesia kali ini mengutarakan kata-kata cintanya buat Indonesia, sekaligus kalimat menginspirasi untuk anak-anak muda.
Ditekankan oleh mantan atlet Judo itu, semua orang Indonesia bisa bikin bangga Tanah Air dengan berbagai cara, tidak terbatas pada bidang tertentu seperti dirinya yang kini jadi aktor yang tembus Hollywood misalnya.
Namun sebelum berjalan dan memulai untuk bikin bangga Indonesia, Joe Taslim menekankan soal menumbuhkan nasionalisme.
"Saya dulu nggak tahu itu maksudnya apa. Tapi untuk membela Indonesia, akar paling pentingnya adalah nasionalisme," kata Joe Taslim.
"Saya dulu mantan atlet, 12 tahun di timnas, dan ketika saya pindah ke pelatnas di usia SMA, saya baru mengerti soal Nasionalisme. Pelatih dan pembina saya bilang 'di sini (pelatnas) kalian sudah bukan lagi milik orang tua kalian, tapi kalian milik negara. Kalian di sini karena duit negara, karena pajak yang dibayarkan rakyat, kalian harus berjuang demi Indonesia'," kenang Joe Taslim.
Sebelumnya acara ini dibuka oleh para tokoh agama, seperti Gus Miftah, Bhante Dhira dan Pendeta Gideon. Mereka sama-sama sepakat untuk menyingkirkan perbedaan demi Indonesia yang bersatu.
Demi Indonesia didukung oleh BNI, PT. Pertamina (Persero), Bank BRI, Telkom Indonesia, Bank Mandiri, Semen Indonesia Group, PT. Pupuk Indonesia dan MIND ID.
(dar/dar)