Kata Ustaz: Demi Indonesia 'Beda Server' Partner Kebaikan-Benar untuk Penganutnya

Kata Ustaz: Demi Indonesia 'Beda Server' Partner Kebaikan-Benar untuk Penganutnya

Desi Puspasari - detikHot
Kamis, 26 Okt 2023 06:02 WIB
Gus Miftah dalam acara Sarapan Bareng 1000 Guru Ngaji se-DIY Bersama Gus Miftah dan Prabowo Subianto di Hotel Prima SR, Sleman, Rabu (20/9/2023)
Gus Miftah Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jakarta -

Indonesia adalah rumah besar dengan enam kamar di dalamnya, itulah perumpamaan yang dipakai oleh Gus Miftah. Penganut agama apa pun, dengan beribadah akan membuat pemeluknya orang yang taat.

Kata Ustaz kali ini akan membahas tentang 'beda server' tetap bisa berdampingan dalam partner kebaikan. Mengutip perkataan Gus Miftah, semua agama baik, benar untuk penganutnya.

Semua penganut agama bisa duduk bersama dan berdampingan. Agama ada untuk memuliakan manusia. Oleh karena itu semua agama itu pasti mengajarkan kebaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut adalah penjelasan lengkap Gus Miftah yang juga akan menjadi pembicara di sesi 'Beda Server Satu Bahasa' dalam acara Demi Indonesia yang akan digelar detikcom gratis pada 27 Oktober 2023 di The Hall Ballroom Senayan City bersama Bhante Dhira:

Saya mendorong orang untuk datang ke tempat ibadah masing-masing karena tempat ibadah adalah sarana bagi setiap umat beragama untuk menjadi orang saleh.

ADVERTISEMENT

Perbedaan agama yang ada di Indonesia bukan ajang permusuhan, tapi partner dalam kebaikan. Semua pemuka agama bisa duduk bersama.

Saya selalu mengawali pengajian saya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kita juga dapat contoh baik, Ngarsa Dalem setiap jam 10 menyanyikan lagu Indonesia Raya di tempat umum. Ini untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air.

Kewajiban pemuka agama untuk menggelorakan rasa cinta Tanah Air pada jemaah. Saya sering meminta jemaah saya menyebutkan nama pahlawan nasional, dulu orang kenal Cut Nyak Dien, Cut Mutia, tapi sekarang kenalnya Cut Tari atau Cut Keke.

Agama turun untuk memuliakan manusia, semua agama pasti baik karena mengajarkan kebaikan. Kalau ada yang mengatakan semua agama itu benar itu kurang tepat. Seharusnya semua agama itu benar bagi penganutnya.

Dan dalam konteks Pancasila kita tidak boleh menyalahkan agama orang lain. Dianggap ekstrem kalau atas nama agama, seseorang melanggar kesepakatan bersama untuk kemaslahatan, melanggar hukum.

Saya sering berpikir mengapa mau beribadah izinnya dipersulit? Selama orang Islam ke masjid dan orang Kristen ke gereja, kan pasti ingin menjadi baik. Tapi ingat secinta-cintanya kamu dengan Tuhan, jangan sekali-sekali berinisiatif ingin menemuinya.

Saya masuk lokalisasi sejak tahun 2000. Pas di Dolly, menyapa mereka dan mengenalkan Islam pada mereka. Itulah mengapa kemudian saya disebut presiden para pendosa.

Kalau dengan orang Kristiani, saya sudah lama punya banyak teman. Kalau bahasa Kristenisasi yang muncul dan menjadi momok menakutkan bagi sebagian dari kami, ya saya juga sempat sindir, kalau rakyat Indonesia tak bisa akur dengan sesama maka kalah dengan burung. Ada burung gereja dan emprit kaji. Saking akrab mereka burung gereja tinggal di masjid, begitu pula sebaliknya.

Orang muncul kecurigaan, prasangka itu karena kita tidak dekat. Di pondok saya sering mengajak pendeta gabung pengajian umum. Pendeta Gilbert datang ke pondok saya bertanya, 'Marah tidak ada orang Islam pindah ke Kristen?' Saya bilang tidak.

Itu bukan menjadi urusan saya karena hidayah itu urusan Tuhan. Persoalannya hanya tak bisa move on. Pindah agama, tapi menjelekkan agama sebelumnya. Silahkan pindah agama tanpa menjelekkan agama orang lain.

Jemaah kita mencontoh hal yang baik dari pemuka agama, maka menjadi tugas kita untuk menyampaikan hal-hal baik yang membangun tumbuhnya rasa kebhinekaan dan rasa cinta Tanah Air.




(pus/dar)

Hide Ads