Tindakan bully di zaman sekarang tengah jadi sorotan penting terutama di lingkungan sekolah. Boy Hamzah membuka cerita ketika anaknya yang masih SD jadi korban bully.
Bully yang menimpa sang anak diketahui karena adanya bekas jejak sepatu di baju sekolahnya. Ternyata sang anak diduga ditendang oleh kakak kelasnya.
"Menemukan jejak kaki sepatu di baju sekolahnya. Istri cerita, anak cerita ditendang sama kakak kelas. Dia pernah berantem sama kakak kelas, anak kelas 3 dia kelas 1. Saat itu dia lawan," cerita Boy Hamzah dilihat saat menjadi bintang tamu Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Jumat (6/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kasus ini aku pulang syuting di muka (anak) ada biru. Cuma kalau misalnya udah terlalu fisik banget kayak ke mata itu kan buat masa depan kan," sambungnya.
Boy Hamzah terbaru mendapati pada bagian wajah anaknya ada yang biru. Dia sempat ingin datang ke sekolah, tapi dilarang oleh istrinya.
Istri menjelaskan untuk masalah itu sudah ditangani oleh guru di sekolah sang anak. Anak Boy Hamzah saat ini duduk di bangku kelas 4 SD.
"Istri saya bilang lagi komunikasi sama gurunya, gurunya cepat tanggap, yang jelas sekarang happy ending. Anak ini (yang bully putranya) suka, 'Ayo berantem kita', ngajakin anakku berantem. Istri bilang udah diselesaikan di sekolah. Orang tua yang melakukan dipanggil," jelas Boy Hamzah.
Sang istri meminta Boy Hamzah untuk memberikan waktu pada sekolah menyelesaikan masalah bully itu. Apabila kejadian itu terulang, baru sang istri menyerahkan pada Boy Hamzah untuk mengambil tindakan.
Boy Hamzah juga merasa tak perlu orang tua anak itu menghadap dirinya. Akan tetapi, lain cerita bila kejadian bully masih terulang.
"Ini baru pertama kalau ini bully berlanjut berarti ada something wrong sama anak itu. Ternyata orang tuanya sangat bisa menanggapi kejadian tersebut dengan baik dan si anak berubah," kata Boy Hamzah.
Maraknya bully dikatakan Boy Hamzah harusnya jadi pengingat untuk orang tua lebih dekat lagi ke anak meski sibuk dengan pekerjaan. Adanya komunikasi membuat anak percaya dan mau terbuka dengan orang tua.
"Kita jangan lupa ada peran guru yang menggantikan orang tua di sekolah. Aku tuh, kita sama-sama sibuk, semua orang tua mungkin. Aku juga mungkin bukan orang tua yang baik juga, kita sesibuk-sibuknya kita kita usahakan selalu komunikatif sama anak, di sekolah ngapain aja, ada kejadian apa. Anak bukan diajarkan mengadu, tapi berkomunikasi," kata Boy Hamzah.
(pus/dar)