Ramai Permintaan Tutup Aplikasi Live Jualan, Feni Rose: Jangan Main Larang

Ramai Permintaan Tutup Aplikasi Live Jualan, Feni Rose: Jangan Main Larang

Desi Puspasari - detikHot
Kamis, 21 Sep 2023 18:31 WIB
Pembawa acara Feni Rose mengungkapkan alasannya mantap menggunakan hijab.
Feni Rose dan pendapatnya soal ramai permintaan larangan live jualan di TikTok cs. Foto: Dok. Instagram @fenirose.
Jakarta -

Ramainya artis jualan live di aplikasi media sosial disebut menjadi salah satu penyebab pedagang konvensional sepi pembeli. Hingga akhirnya ramai seruan permintaan untuk menutup aplikasi live jualan yang biasa dipakai para artis berjualan.

Pro dan kontra tentu saja muncul menanggapi keramaian ini. Saat ngobrol bareng Melaney Ricardo di acara Rumpi: No Secret, Selasa (19/9/2023) Feni Rose menyoroti adanya perubahan cara konsumen berbelanja.

Hal ini juga perlu menjadi perhatian seiring dengan adanya kemajuan zaman dan teknologi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kan masalahnya sebenarnya apa? Kalau menurut aku. Kalau tadi kan katanya UMKM, toko offline merasa terganggu dengan live. Sebenarnya yang live kan juga bukan cuma artis, orang biasa juga. Bahkan ya yang penjualannya besar itu orang biasa bukan artis," ucap Feni Rose.

"Mereka memang rajin bikin konten. Tapi itulah dunia digital sekarang seperti itu. Karena sekarang kebiasaan orang berbelanja juga sudah berubah, agak berbeda. Kalau mereka pergi ke offline kadang-kadang kendalanya banyak, kan, macet, bayar parkir mahal. Kalau di rumah kan tinggal gini doang (pesan lewat gadget) barang yang datang. Menggerakkan bidang-bidang lain juga," bebernya.

ADVERTISEMENT

Menurut Feni Rose, larangan bukan jalan keluar. Partisipasi para artis ini harusnya bisa dimanfaatkan oleh para pedagang konvensional, sehingga bisa jadi sebuah sinergi.

"Kayaknya gimana ya, kalau menurut aku, bukannya belain artis atau apa. Aku setuju nggak semua orang bisa jualan di live karena capek," ucapnya.

Oleh karena itu, akan lebih baik lagi apabila ada sistem atau wadah untuk UMKM bisa berkomunikasi dengan artis. Para artis juga bisa mempromosikan dan menjual produk tersebut.

"Inikan bisa jadi masukkan untuk pemerintah, bisa disinergikan. Kalau memang ingin barang-barang UMKM, barang-barang UMKM itu bisa dijual bahkan melalui artis-artis," ucap Feni Rose memberikan masukkan.

"Tinggal dibangun sistemnya. Jadi jangan main larang-larang aja. Pelajari dulu, ngobrol dulu sama pelakunya. Sebenarnya bisa disinergikan," tukas Feni Rose.

Dilansir dari detikfinance Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) merespons pihaknya tengah mengejar revisi Permendag Nomor 50 tahun 2020. Dia juga melihat bagaimana pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang mengeluhkan penurunan omzet akibat TikTok cs.

Zulhas menyebut revisi Permendag tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PPMSE) tersebut akan mengatur persaingan dagang dengan UMKM lebih fair.

"Sebentar lagi akan selesai revisi Permendag Nomor 50 tahun 2020. Mudah-mudahan minggu ini selesai. Nanti kita tata, agar persaingannya fair, tidak merugikan UMKM, tidak merugikan pedagang-pedagang yang offline dan lain-lain," ujar Zulhas di Kantor Kemendag, Kamis (21/9/2023).

Dia juga menyebutkan tidak bisa melarang artis atau influencer berjualan di TikTok cs. Namun, ia menegaskan akan mengatur terkait penerapannya.

"Itu nggak bisa dilarang, nggak bisa. Tapi nanti diatur, bukan dilarang, diatur," janji Zulhas.




(pus/tia)

Hide Ads