Kata Ustaz: Adab Memanjangkan Sujud Ketika Salat

Kata Ustaz: Adab Memanjangkan Sujud Ketika Salat

Tim detikcom - detikHot
Kamis, 10 Agu 2023 06:01 WIB
Habib Muhammad Syahab
Habib Muhammad Syahab menjelaskan bagaimana adab memanjangkan sujud saat salat. Foto: dok. Capture Islam Itu Indah
Jakarta -

Memanjangkan sujud pada rakaat terakhir ketika salat, pasti sudah sering terjadi. Hal itu diperbolehkan, tapi juga ada adabnya.

Jangan sampai ketika seseorang menjadi imam dan memanjangkan sujudnya di rakaat terakhir, justru membuat makmum gelisah. Ketika ingin memanjangkan sujud di rakaat terakhir dengan tujuan untuk berdoa boleh-boleh saja, tapi lihat juga kondisi ketika salat.

Kata Ustaz mengutip penjelasan Habib Muhammad Syahab soal memanjangkan sujud ketika salat. Seorang imam tidak hanya memikirkan ibadah untuk dirinya sendiri, tapi juga makmumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lengkap Habib Muhammad Syahab:

Ada hadis paling dekat seorang hamba kepada Allah SWT ketika dia sedang sujud. Dalam riwayat yang lain ketika sedang kiam atau berdiri paling dekat seorang hamba kepada Allah SWT.

ADVERTISEMENT

Para ulama membedakan mana, kalau kita salat malam maka memanjangkan kiam lebih afdal. Jadi ketika salat malam pakai Al Quran ketika kiam lebih afdal. Kalau salatnya tidak dalam keadaan di siang hari maka memanjangkan sujudnya lebih afdal.

Boleh doa ketika sujud itu boleh doa, tapi tidak boleh dilafazkan dalam bahasa Indonesia, di dalam hati boleh. Kadang orang ini adalah hawa nafsu. Ketika Rasul lagi salat dengar anak bayi nangis, Rasul percepat salatnya. Kenapa? Ibunya yang lagi salat ini pasti bingung karena anaknya nangis.

Jadi Rasul meringankan beliau punya salat. Ada lagi yang dikatakan oleh Nabi, Nabi memerintahkan ketika kau menjadi imam maka ringankan kau punya salat karena ada orang tua, ada orang yang sakit, ada orang yang mau kerja. Contoh kita di bandara, kita harus buru, imamnya bawakan Yasin, makmum bingung. Kita sebagai imam nggak usah mikirin salat kita bagus baca surat panjang-panjang, nggak. Jadi pemimpin harus paham.

Contoh sujud, kita manjangin sujud boleh dalam salat, tapi dengan syarat bukan menjadi imam. Orang kalau jadi imam nggak usah panjangin sujud. Mau sujud panjang, nggak harus terakhir. Ketika jadi imam harus paham, ketika sujud harus standar biasa salat berjamaah.

Ini ketika salat sendiri, nggak pernah dia panjangin sujudnya. Ketika salat berjamaah dipanjangin sujudnya.

Harus paham, kalau bicara boleh, boleh. Karena sujud itu seorang hamba menghambakan kepada Allah SWT. Kita ini betul-betul hambanya, ketika sujud ada doa. Tapi, memang ikhlas kita, ketika menjadi imam harus memahami makmum.

Ketika kita jadi imam sujud, baca yang biasa. Bahkan kalau ada bayi nangis bisa jadi sekali karena bacaan-bacaan ini sunah kan.

Imam Ali Zainal Abidin rumah dia kebakaran, dia sujud lama tapi dia salat sendiri. Imam Ali nggak bergeming nggak bangun dari sujudnya, mungkin pada saat itu kalau dia jadi imam dia akan cepatkan. Sampai selesai salat rumahnya sudah hangus.

Kenapa imam kau tak batalkan sujudmu? Aku lagi memikirkan api neraka tidak memikirkan api dunia. Mungkin bila saat itu posisi beliau menjadi imam, pasti beliau cepatkan salatnya karena bersangkutkan dengan rumah orang.




(pus/wes)

Hide Ads