Pangeran Harry Bisa Kehilangan Rp 298 Miliar Gegara Hal Ini

Pangeran Harry Bisa Kehilangan Rp 298 Miliar Gegara Hal Ini

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 30 Mei 2023 08:20 WIB
Britains Prince Harry, Duke of Sussex, walks outside Westminster Abbey ahead of Britains King Charles coronation ceremony, in London, Britain May 6, 2023. REUTERS/Dylan Martinez     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: REUTERS/DYLAN MARTINEZ
Jakarta -

Tak hanya gosip mengenai rumah tangga Pangeran Harry dan Meghan Markle saja yang tengah diberitakan namun juga masalah hukum yang menimpa mereka. Saat ini, Duke of Sussex sedang memiliki 3 tuntutan hukum.

Salah satunya mengenai tuduhan peretasan telepon dan praktik ilegal di tiga grup surat kabar terbesar di Inggris (Koran Grup Berita Rupert Murdoch, Koran Associated/ penerbit Daily Mail), dan Koran Mirror Group).

Pangeran Harry sedang menghadapi berbagai tuntutan hukum. Jika dia menang tak akan menjadi masalah, tapi kalau kalah ia bakal kehilangan uang mencapai lebih dari Rp 298 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pengacara bernama Mark Stephens, mengungkapkannya kepada awak media. Permasalahan tuntutan pertama yang membuat Harry kalah adalah tidak ada alasan menuntut Kantor Dalam Negeri Inggris karena suami Meghan Markle itu tidak dapat pengawalan polisi.

Harry juga disebut ogah membayar pengawalan polisi ketika berada di Inggris. Dia menuntut seharusnya Pangeran Harry juga mendapatkannya meski sudah tidak menjadi anggota senior kerajaan Inggris.

ADVERTISEMENT

Pangeran Harry diketahui kehilangan jasa keamanan kepolisian setelah mengundurkan diri dari anggota kerajaan pada 2020. Keputusan yang menuai kontroversi itu diumumkannya bersama sang istri, Meghan Markle.

"Saya pikir Harry tetap akan kehilangan uang bahkan jika dia menang. Tapi jika dia kalah dalam semua kasus, tagihannya berkisar Rp 200-an sampai Rp 298 miliar," ungkapnya, dilansir dari Newsweek.

Menurut keterangan Mark Stephens, jika Harry menang pun ia masih mendapatkan 60 sampai 70 persen uangnya lagi.

"Saya pikir dengan penggugat mana pun, kami selalu berhati-hati untuk hanya mengambil kasus terbaik, dan seringkali jalan hukum tidak selalu merupakan cara terbaik untuk mendapatkan pemulihan yang Anda cari," kata Mark Stephens.

Dia pun menegaskan dalam sejarah panjang kerajaan Inggris, kasus yang dihadapi Harry merupakan satu-satunya yang terjadi di ranah hukum.

"Ini adalah satu-satunya saat seorang bangsawan masuk sebagai penggugat dan sekaligus saksi utama," tegasnya.




(tia/pus)

Hide Ads