Kata Ustaz: Berburuk Sangka Bisa Bawa Celaka!

Kata Ustaz: Berburuk Sangka Bisa Bawa Celaka!

Tim detikcom - detikHot
Selasa, 04 Apr 2023 03:00 WIB
Tausiyah Gus Fuad Plered
(Foto: dok. YouTube BKN PDI Perjuangan) Kata ustaz, prasangka baik kepada Allah harus selalu dipelihara agar kita tidak celaka.
Jakarta -

Khusnuzan atau berbaik sangka merupakan salah satu sifat yang seharusnya dimiliki oleh semua muslim. Lebih-lebih di bulan Ramadan yang penuh kebaikan ini, kita diminta untuk selalu memelihara prasangka baik. Tidak hanya prasangka baik kepada sesama manusia, tetapi juga prasangka baik kepada Allah SWT. Kata ustaz, prasangka baik kepada Allah harus selalu dipelihara agar kita tidak celaka.

Tidak ada kerugian dari selalu berprasangka baik. Karena pada akhirnya meski prasangka baik kita itu keliru, itu tidak akan merugikan siapapun. Lebih-lebih itu akan tetap menguntungkan kita sebagai manusia karena sudah bisa menjauhi salah satu hal yang bisa mendorong kepada dosa. Hal itu diutarakan oleh Gus Fuad Plered, pengasuh Ponpes Roudlotul Fatihah, Bantul.

"Sebagian dari prasangka itu dosa. Kita disuruh khusnuzan, bersangka baik, meski pun bisa jadi sangka baik kita itu keliru, tapi tetap saja itu menguntungkan kita. Sedangkan prasangka buruk, meski pun prasangka itu terbukti benar, tapi berprasangka buruk atau suuzan itu tetap merugikan. Prasangka buruk juga bisa jadi sebab suul khatimah, sebaliknya sangka baik bisa jadi sebab khusnul khatimah," beber Gus Fuad Plered.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut lagi dijelaskan olehnya, prasangka baik atau buruk itu bisa jadi mengikuti pribadi orangnya. Siapa yang berkepribadian baik biasanya akan selalu terpelihara prasangakanya. Sebaliknya, mereka yang punya kepribadian buruk maka buruk juga prasangkanya.

Dalam tausiyah yang sama, Gus Fuad Plered menjelaskan juga soal perbedaan antara prasangka baik, prasangka buruk, dengan waspada. Kita dituntut untuk selalu waspada dan itu diperbolehkan dalam berbagai situasi. Waspada bisa jadi cara kita untuk melindungi diri dari hal-hal yang mengancam dan bahaya di sekitar.

ADVERTISEMENT

"Khusnuzan itu wajib, waspada itu juga wajib," tegasnya.

Suuzan apabila tidak dikikis dan kerap dilakukan akan sangat berbahaya buat manusia. Dikhawatirkan mereka yang terlalu sering berburuk sangka terhadap sesama akan beralih berburuk sangka kepada Tuhan.

Islam mengajarkan untuk optimis dan berbaik sangka dalam segala aspek dalam kehidupan. Terlebih terhadap Allah SWT karena seringkali setan akan mencari-cari celah untuk membisikkan hal-hal yang membuat kita berburuk sangka kepada-Nya.

"Kita itu dilarang suuzan, sangka buruk kepada orang, yang dikhawatirkan nanti lama-lama kita suuzan kepada Tuhan. Justru puncaknya di situ. Allah bilang, 'Aku (Allah) mengikuti prasangka hamba-Ku kepada-Ku'. Jadi kalau sama manusia, nggak apa-apa lah dosa-dosa dikit, tapi jangan sampai itu jadi kebiasaan karena yang dikhawatirkan, nanti kepada Tuhan pun nanti kita suuzon. Itu celaka banget," bebernya.

"Kalau kita terbiasa berprasangka buruk kepada orang lalu ujungnya kita berprasangka buruk kepada Tuhan, sebutlah manusia suuzon Tuhan kejam ke saya, Tuhan tidak mengampuni diri saya, Tuhan tidak akan menolong, ya itu semua akan terjadi. Karena ya itu tadi, Tuhan berfirman akan mengikuti prasangka hamba-Nya kepada-Nya. Dalam ajaran Islam, dalam segala aspek kita disuruh optimis dan khusnuzan dan penuh harapan. Kalau setan sudah terlanjur membisikkan firasat buruk (bisa jadi kita terpengaruh). Kadang kita juga bisa berpikir kalau ini adalah suara hati kita, tapi itu sebenarnya bisikan setan," tambah Gus Fuad Plered dalam tausiyahnya dalam program inspirasi buka puasa di YouTube BKN PDI Perjuangan.

Di akhir, Gus Fuad Plered menekankan soal kerugian seseorang yang berburuk sangka jauh lebih besar dari pada orang yang disangkakan buruk. Karena sesungguhnya tidak ada kerugian buat mereka yang jadi korban suuzan.

Selain itu, kita diimbau untuk terus meminta dan berdoa setelah salat agar dijauhkan dari sifat-sifat tercela seperti suuzan. Kita harus meneladani Rasulullah yang selalu menjaga hatinya dari sifat-sifat yang tercela ini.

"Kalau habis salat, kita diajari Rasulullah membaca doa 'Ya Allah tidak ada yang bisa mencegah pemberian-Mu yang baik-baik, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang tidak Kau berikan'. Artinya buat apa kita suuzan kepada orang, toh seandainya sangka buruk kita terhadap orang itu benar, orang itu tidak akan pernah bisa melakukan hal buruk ke kita kecuali Tuhan mengizinkan. Sekali lagi, orang yang sangka buruk itu dirinya sendiri yang rugi. Yang disangka buruk belum tentu yang rugi. Juga khusnuzan kepada Tuhan pada akhirnya jadi doa," tutup dia.

(aay/pus)

Hide Ads