Pandangan Joram van Klaveren berubah saat menulis buku yang semula mengangkat topik anti-Islam. Dari riset yang dilakukannya, ia kemudian memutuskan menjadi mualaf.
Kisah penulis yang juga dikenal sebagai politisi Belanda sayap kanan ini memang cukup menarik. Ia membuat banyak koleganya terkejut setelah memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Selama ini, pria yang lahir di Amsterdam, 23 Januari 1979 itu adalah tangan kanan politisi anti-Islam Geert Wilders. Ia menuding Islam adalah sebuah kebohongan dan Al-Quran adalah racun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama bertahun-tahun, saat menjadi anggota parlemen untuk Partai Kebebasan Wilders (PVV) yang dipimpin Geert Wilders, Joram van Klaveren melakukan kampanye tanpa henti melawan Islam di Majelis Rendah parlemen Belanda.
Yang menarik, Joram van Klaveren mengaku memutuskan untuk menjadi mualaf saat sedang menulis buku yang tadinya dimaksudkannya untuk menjadi sebuah buku anti-Islam.
"Selama penulisan itu, saya menemukan semakin banyak hal yang membuat pandangan saya tentang Islam goyah," kata Joram van Klaveren dalam wawancara di acara show TV Belanda, NieuwLicht seperti dilansir media Independent.
Pada 26 Oktober 2018, menjelang perilisan bukunya yang berjudul Apostate: From Christianity to Islam in the Time of Secular Terror, dia pun resmi menjadi mualaf.
Dengan menjadi mualaf, Joram van Klaveren mengikuti jejak Arnoud van Doorn, bekas rekannya di PVV yang menjadi penasihat Kota Den Haag. Sama seperti Arnoud, Joram van Klaveren membuat keputusan untuk menjadi mualaf saat menulis sebuah buku anti-Islam.
Selanjutnya, tepatnya pada 2019, Joram van Klaveren kembali menulis buku keagamaan. Di situ, ia bercerita prosesnya menjadi seorang mualaf.
(dar/wes)