Pangeran Harry kembali berbicara mengenai dirinya dan keluarga kerajaan Inggris dalam wawancara dengan pakar trauma, Dr Gabor Mate. Duke Sussex bicara soal hidup dalam 'kehilangan' dan 'penyembuhan' secara personal.
Dalam percakapan tersebut, Pangeran Harry juga bicara mengenai serangan bertubi-tubi yang ia lakukan kepada keluarga kerajaan Inggris. Ia menegaskan tidak merasa sebagai korban dalam situasi ini, dan meminta keluarganya untuk menjalani terapi seperti dirinya agar bisa memahami 'bahasa' yang selama ini digunakan Harry untuk berbicara dengan mereka.
"Aku melakukan hal yang benar dengan mencoba meminta semua di keluargaku untuk menjalani terapi. Aku tiba-tiba menyadari kalau aku sedang mempelajari bahasa baru. Dan orang-orang yang ada di sekelilingku rasanya tidak berbicara dengan bahasa yang sama denganku," ungkap Pangeran Harry dikutip dari Dailymail.
"Jadi aku merasa seperti terpinggirkan dan aku bilang pada terapisku, 'Oke aku punya masalah'. Terapi ini bekerja untukku, dan aku mulai kembali ke titik trauma dan berhasil mengungkap dan membongkar semuanya sehingga aku sekarang bisa menjalani kehidupan yang benar-benar otentik," jelasnya.
Tak hanya itu, Pangeran Harry juga merasa saat ini lebih bahagia setelah menjalani terapi dan bisa menjadi ayah yang baik untuk anak-anaknya. Namun di saat bersamaan, ia juga merasa semakin menjauh dari keluarganya.
"Aku menjalani kehidupan yang benar-benar bahagia dan menjadi ayah yang lebih baik untuk anak-anakku," ujar Pangeran Harry.
"Tetapi pada saat yang sama, aku akhirnya merasa semakin jauh dengan orang yang aku cintai dan keluargaku," lanjutnya.
Pangeran Harry diketahui menjalani terapi mental di akhir usia 20 tahunan karena merasa kehidupannya memburuk. Setelahnya ia bertemu dengan Meghan Markle dan semakin rutin menjalani terapi selama 5 tahun.
Dalam wawancara dengan Oprah pada 2021, Pangeran Harry menyebut trauma atas kehilangan sang ibunda, Putri Diana, membuatnya menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan untuk menutupi emosinya. Ia juga menyebut kesibukannya sebagai anggota kerajaan Inggris dan keharusannya mengikuti berbagai aktivitas kerajaan membuatnya stres dan kelelahan sehingga mempengaruhi kondisi mentalnya.
(dal/pus)