Mental health atau kesehatan mental menjadi salah satu masalah yang juga disorot belakangan ini. Banyak pemicu kesehatan mental seseorang mengalami masalah.
Ternyata salah satunya adalah ketika seseorang terlalu sibuk memikirkan hati dan kebahagiaan orang lain. Kata Ustaz mengambil nasihat Ustaz Maulana, padahal tidak bisa seseorang membuat orang lain bahagia dan puas.
Sebelum memikirkan orang lain, sangat diharuskan memikirkan diri sendiri, keluarga, baru orang lain. Adapun yang harus diingat, tingkat kebahagiaan dan ujian setiap orang berbeda-beda tidak ada yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan Ustaz Maulana:
Kepada semuanya yang lagi punya masalah, masing-masing orang punya ujian. Dan, ujian orang itu berbeda-beda. Makanya ketika kita memaksakan diri untuk membahagiakan orang, menyenangkan orang itu susah.
Untuk menyenangkan, memuaskan orang itu tidak akan mungkin. Tapi, ketahuilah ketika engkau mempermudah, membahagiakan. Membahagiakan siapa?
Kata Nabi, 'Barang siapa membahagiakan umatku, sungguh dia membahagiakanku. Barang siapa membahagiakanku berarti sama saja membahagiakan Allah.'
Dalam hal ini, ada kapasitasnya. Ujian yang menimpa seseorang, mohon maaf, itu ujian untuk dia bukan ujian untuk kita. Di sinilah permasalahan.
Banyak orang stress karena berusaha menyenangkan banyak orang, tapi dia tidak bisa melihat situasi kondisi dirinya. Dia tidak mampu membahagiakan dirinya, sehingga dia membahagiakan orang.
Mohon maaf, diri, keluarga, baru orang lain (buat bahagia). Begitu pula, mohon maaf tanpa menggurui hanya mengingatkan, jangan kita berutang, jangan kita membebankan pada diri kita di luar daripada kemampuan kita.
Maka kita harus menyadari, setiap orang berbeda-beda kapasitas kebahagiaannya. Tidak semua orang. Ada orang Barat dia jalan, jadi turis jalan kaki di Indonesia. Haruskah kita kasihan? 'Yuk orang Barat naik mobil sama saya,' misalnya. Belum tentu (senang) karena kebahagiaan Mister ini dia jalan merasakan.
Jadi tidak semua yang kita pikirkan sama. Jadi pada kapasitas seperti ini, tolong pikirkan sebelum membantu orang, tolong bantu dirimu dulu sebelum membantu orang. Kuatkan dirimu dulu sebelum menguatkan orang lain.
Ada 3 kapasitas, kita membantu dengan tenaga kita, materi kita, juga bisa dibantu dengan pikiran kita dengan memberikan solusi. Kalau tidak bisa memberikan dua itu, minimal engkau tidak merepotkan.
(pus/dar)