Habib Ja'far: Wali Kota YouTube Penggemar Bob Marley

Hot Questions

Habib Ja'far: Wali Kota YouTube Penggemar Bob Marley

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Selasa, 08 Nov 2022 06:57 WIB


Di YouTube sendiri, atas alasan dakwahnya itu juga, channel miliknya Jeda Nulis tidak didaftarkan untuk monetisasi alias tidak menghasilkan uang lewat iklan atau AdSense.


"Dari awal, ayah gue mintanya begitu dalam berdakwah. Kata ayah gue, kalau lo nggak bisa ngasih amplop pada orang yang lo dakwahin, minimal lo nggak nerima amplop dari orang yang didakwahi. Sebelum mengajari orang untuk salat, penuhi dulu perutnya, jangan berdakwah kepada orang yang masih lapar, pasti ditolak. Nabi Muhammad SAW juga berdakwah dengan dengan dukungan ekonomi dari Khadijah, istrinya. Nabi Muhammad SAW ketika ke Madinah yang dibangun pertama setelah masjid, pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Selain itu, dakwah gua agak nyentrik, beberapa mungkin menganggap kontroversi. Nah, gue nggak ingin orang menganggap gue sengaja bikin hal-hal seperti itu untuk viewers yang ujung-ujungnya AdSense. Terakhir, gue nggak bisa bikin penonton jadi kaya, tapi setidaknya gue bikin mereka merasa kaya dengan nonton YouTube gue serasa nonton YouTube Premium, tidak ada iklan."

Habib Ja'farHabib Ja'far Foto: Grandyos Zafna


Selain menyoal YouTube, Habib Ja'far juga membagi pengetahuannya terkait dengan ilmu filsafat. Ternyata, Husein muda, justru mengalami dorongan kuat (jika tidak mau dibilang paksaan), dari ayahnya untuk mempelajari banyak teori filsafat sampai lulus menjadi sarjana jurusan filsafat di UIN Jakarta. Padahal, seringkali terdengar di anak-anak muda, filsafat justru entah mengapa menjadi bertentangan dengan konsep Ketuhanan.

ADVERTISEMENT


"Gue rasa itu Cuma mitos (filsafat dan tidak betuhan). Karena bagi gue, gue nggak menemukan bahwa filsafat bertentangan dengan Ketuhanan, justru filsafat itu adalah salah satu infrastruktur untuk menemukan Tuhan dengan pendekatan rasional. Karena itu, kalau di UIN misalnya akidah filsafat, sebagai salah satu fitur untuk memperkuat akidah kita."


"Banyak filsuf justru berbicara tentang Ketuhanan. Bagaimana kita bisa merasionalisasikan keberadaan Tuhan kalau bukan dengan filsafat? Walaupun di sana-sini ada perdebatan tapi itu konstruktif. Salah satu teori tentang Tuhan di filsafat misalnya Kosmologi. Jadi, Teori Kosmologi itu begini kira-kira, handphone lo dibuat oleh mesin pembuat handphone. Mesin pembuat handphone dibuat oleh mesin pembuat, mesin pembuat handphone. Mesin pembuat mesin pembuat handphone, dibuat oleh mesin pembuat mesin pembuat mesin handphone. Terus aja begitu, harus ada ujungnya nggak? Ujungnya apa? Manusia kan. Sama dengan kita, gue dibuat oleh bokap, bokap dibuat oleh kakeknya, terus? Ujungnya harus yang lebih besar seperti contoh handphone tadi. Berarti ujungnya bukan sesuatu yang manusia, itulah Tuhan."


"Kalau nggak ada ujungnya itu akan jadi tasalsul istilahnya dalam filsafat. Tasalsul itu mata rantai yang nggak ada ujungnya dan itu irasional. Harus ada sesuatu yang melampaui keberadaan sebagai penyebab keberadaan."


Bicara masa muda, Habib Ja'far pun mengenang lagi masa-masa remajanya yang berbeda dengan teman-teman sekolahnya. Tidak ada cinta monyet atau kegiatan ngapel ke rumah pacar. Walaupun begitu, koleksi musik dan film yang ikut mengiringinya tumbuh terbilang cukup nyentrik, musik dari Bob Marley salah satu yang cukup menggugahnya.

Habib Ja'farHabib Ja'far Foto: Grandyos Zafna


"Bob Marley itu gue suka, gua baca bukunya, nonton filmnya, wawancaranya, gua tahu kenapa akhirnya dia nggak mau dioperasi sampai mati. Karena bagi dia, sakit itu pun gift dari Tuhan. Lagunya yang Redemption Song itu bicara soal kebebasan. Kalau dikaitkan sama film favorit gue, The Shawshank Redemption, bicara tentang bahwa lo bisa bebas di tengah penjara dan lo bisa terpenjara di tengah kebebasan, seperti Brooks (karakter dalam film The Shawshank Redemption, diperankan James Whitmore)."


Cerita dari Habib Ja'far masih berlanjut, lebih dalam lagi tentang bagaimana filsafat dan Ketuhanan bisa bertemu di puncak segitiga kehidupan. Selain itu, ada juga cerita kenakalan masa kecilnya yang terkait dengan kegiatan jati dirinya sebagai suku Madura. Apakah itu? Ikuti selengkapnya hanya di detikHOT.


(mif/nu2)

Hide Ads