Tumbuh di lingkungan keluarga yang toleran, Habib Husein Ja'far tidak hanya dikenalkan pada ilmu agama, tapi juga melandasi pola berpikir dengan filsafat. Secara pendidikan, Habib Ja'far juga mendapatkan gelar Sarjana dari jurusan filsafat di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Baru kemudian menempuh gelar Master Ilmu Al-Quran dan Tafsir dari kampus yang sama.
Dirinya pun sempat menjadi penulis lepas untuk beberapa media nasional. Bekerja di penerbitan buku Mizan, sampai akhirnya memiliki toko buku selama delapan tahun terakhir, yang lebih sering dia sebut warung buku sendiri. Berisi lebih dari 14.000 koleksi, dari buku agama sampai filsafat dan pengetahuan, yang dia klaim semuanya buku-buku langka.
Lebih lanjut, detikHOT membuka pertanyaan dari premis awam. Di mana filsafat justru lebih sering dikaitkan dengan konsep tidak berTuhan. Bagaimana kemudian filsafat dari kacamata Habib Ja'far justru mampu mengokohkan konsep Ketuhanan yang solid, terlebih digunakan untuk menyebarkan dakwah Keislaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gue rasa itu cuma mitos (filsafat dan tidak berTuhan). Karena bagi gue, gue nggak menemukan bahwa filsafat bertentangan dengan Ketuhanan, justru filsafat itu adalah salah satu infrastruktur untuk menemukan Tuhan dengan pendekatan rasional. Karena itu, kalau di UIN misalnya akidah filsafat, sebagai salah satu fitur untuk memperkuat akidah kita."
![]() |
"Ada istilahnya Teori Untung-Rugi untuk membuktikan eksistensi Tuhan. Seandainya ada dua pintu untuk keluar dari rumah ini, gue bilang di pintu pertama itu ada bom. Belum tentu omongan gue benar tapi sebagai manusia akan keluar di pintu mana? Pintu kedua dong. Nah, di pintu kedua itu bomnya nggak ada, kita nggak rugi. Seandainya di pintu pertama itu bomnya ada, kita jadi untung keluar di pintu kedua. Begitu lah, Tuhan itu ada, maka beribadahlah. Seandainya lo meyakini itu dan beribadah, lo nggak rugi. Seandainya Tuhan ada, lo untung dong."
"Ini berlaku untuk semua agama, salat Cuma lima menit, gereja Cuma seminggu sekali. Kata seorang filsuf, jika memang Tuhan tidak menciptakan kita, maka kita yang akan menciptakan Tuhan di dalam diri kita. Maka kita akan memiliki banyak keuntungan."
Bicara Ketuhanan yang cukup erat dengan masyarakat salah satunya tentang surga dan neraka. Bahkan bahasan atas surga dan neraka juga dekat hubungannya dengan berbagai karya seni dan budaya pop, salah satu yang paling populer, misalnya lagu Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada karya Ahmad Dhani yang dinyanyikan mendiang Chrisye.
"Kalaupun surga dan neraka itu ada, kalau bisa lo beribadah utamanya bukan untuk itu tapi sebagai bentuk cinta lo kepada Tuhan. Sebagaimana teori tukang cukur. Kalau Tuhan ada, kenapa banyak orang jahat di luar sana? Setelah dicukur, pelanggannya keluar terus dia kembali dengan orang yang gondrong. Kalau tukang cukur ada, kenapa ada orang yang rambutnya panjang? Tukang cukur bisa jadi bukti tidak adanya Tuhan sekaligus bukti keberadaan-Nya. Semua ilmu bisa diarahkan sebetulnya, karena ilmu itu bebas nilai. Ilmu itu seharusnya bernilai positif dan konstruktif. Kalau bebas nilai, ilmu pasti mengarahkan kepada kebaikan. Kalau bernilai, ya bernilai baik, kecuali orang itu mengkhianati ilmu. Itu dalam filsafat disebut akal instrumental."