Jakarta -
Nama Habib Husein Ja'far Al Hadar, atau biasa disebut Habib Ja'far populer belakangan lewat kemunculannya di berbagai timeline media sosial. Konten tersebut biasanya bicara soal pembawaannya yang kasual dalam ngobrol-ngobrol sekaligus berdakwah dengan banyak anak muda.
Jika bukan itu, konten lain yang berseliweran berkaitan dengan betapa jenakanya komedian Boris Bokir dan musisi Onadio Leonardo (Onad) yang mengomentari Habib Ja'far. Keduanya kerap menertawakan diri sendiri karena terpengaruh dan bagaimana halusnya cara Habib Ja'far sehingga membuat mereka diasumsikan segera berpindah agama memeluk Islam. Sampai-sampai memunculkan istilah baru, 'log in', untuk menggambarkan hal tersebut.
Di banyak konten digital lain, Habib Ja'far selalu diasosiasikan sebagai ustaz atau pendakwah yang mampu menyentuh anak muda dengan cara yang asyik. Salah satu yang paling sering dilontarkannya adalah Islam yang seharusnya memang tanpa kekerasan dan penuh kedamaian, sebagaimana makna Rahmatan lil 'Alamin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Habib Ja'far Foto: Grandyos Zafna |
Secara biodata, Habib Ja'far memang seorang anak muda kelahiran Juni 1988. Popularitasnya didulang melalui YouTube sebagai medium pertama dan utama, sebelum akhirnya melebar ke media sosial lain termasuk TikTok.
Lewat YouTube kemudian Habib Ja'far dikenal baik oleh berbagai kalangan lintas YouTube channel. Baik berkonten sendiri, maupun berkolaborasi, kelompok kolektif Majelis Lucu Indonesia (MLI) adalah salah satu yang cukup dekat dengannya.
Di YouTube juga, Habib Ja'far mengakui bahwa dirinya sejak awal memiliki visi untuk mengembangkan dan menyebarluaskan dakwahnya. Wali YouTube, seperti itu Habib Ja'far menyebut cetak biru dari rencana perjalanan panjang dirinya mendakwahkan agama Islam. detikHOT pun menuntut penjelasan panjang x lebar atas istilah Wali YouTube tersebut. Bertempat di toko bukunya di Kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Habib Ja'far membagikan ceritanya.
"Niatannya karena gini, wali dan wilayah satu akar kata dalam Bahasa Arab. Seorang wali, seorang yang mulia dalam Islam itu adalah orang yang membangun wilayahnya secara positif, baik secara lahir maupun batin. Makanya kita punya orang yang membangun kota secara lahir itu disebut Wali Kota. Nah wilayah sekarang itu tidak hanya terlahir tapi wilayah digital, itu yang gue bangun dan cukup fokus di sana. Di YouTube gue membangun literasi Islam moderat, di TikTok, gue dipanggil juga secara resmi sama TikTok Indonesia untuk bikin akun TikTok berdakwah, vibe-nya positif."
Habib Ja'far Foto: Grandyos Zafna |
"Di setiap zaman dan tempat ada wali yang mendekatkan diri pada Allah SWT dan kemanusiaan. Misalnya, dulu itu Makkah itu belum jadi apa-apa, disebutnya Bakkah yang artinya lembah. Kemudian dibangun oleh Nabi Ibrahim AS. Kemudian Nabi Muhammad SAW pergi ke Yasrif, membangun pasarnya, irigasinya, semuanya dan diubah menjadi Madinah. Sehingga kini menjadi kota paling maju di dunia. Begitu pula nenek moyang para Habib yang bernama Imam Ahmad bin Isa al-Muhajir, hijrah dari Basrah (Irak) ke Hadramaut (Yaman), salah satu lembah yang tidak strategis secara ekonomi dan ekologi. Dia datang ke sana, membawa hartanya sebanyak emas tujuh unta, sehingga 200 tahun setelahnya Hadramaut menjadi salah satu kiblat Islam yang melahirkan ratusan ahli fiqih dan agama."
Merunut perjalanan karier Habib Ja'far, sebelum sampai ke titik ini, pria kelahiran Bondowoso, Jawa Timur itu lebih dulu menulis sebagai kolumnis di beberapa media. Toko buku dengan koleksi lebih dari 14 ribu buku langka, tempat kami wawancara ini menjadi salah satu sumber penghasilannya selama kurang lebih delapan tahun terakhir.
Di YouTube sendiri, atas alasan dakwahnya itu juga, channel miliknya Jeda Nulis tidak didaftarkan untuk monetisasi alias tidak menghasilkan uang lewat iklan atau AdSense.
"Dari awal, ayah gue mintanya begitu dalam berdakwah. Kata ayah gue, kalau lo nggak bisa ngasih amplop pada orang yang lo dakwahin, minimal lo nggak nerima amplop dari orang yang didakwahi. Sebelum mengajari orang untuk salat, penuhi dulu perutnya, jangan berdakwah kepada orang yang masih lapar, pasti ditolak. Nabi Muhammad SAW juga berdakwah dengan dengan dukungan ekonomi dari Khadijah, istrinya. Nabi Muhammad SAW ketika ke Madinah yang dibangun pertama setelah masjid, pasar.
"Selain itu, dakwah gua agak nyentrik, beberapa mungkin menganggap kontroversi. Nah, gue nggak ingin orang menganggap gue sengaja bikin hal-hal seperti itu untuk viewers yang ujung-ujungnya AdSense. Terakhir, gue nggak bisa bikin penonton jadi kaya, tapi setidaknya gue bikin mereka merasa kaya dengan nonton YouTube gue serasa nonton YouTube Premium, tidak ada iklan."
Habib Ja'far Foto: Grandyos Zafna |
Selain menyoal YouTube, Habib Ja'far juga membagi pengetahuannya terkait dengan ilmu filsafat. Ternyata, Husein muda, justru mengalami dorongan kuat (jika tidak mau dibilang paksaan), dari ayahnya untuk mempelajari banyak teori filsafat sampai lulus menjadi sarjana jurusan filsafat di UIN Jakarta. Padahal, seringkali terdengar di anak-anak muda, filsafat justru entah mengapa menjadi bertentangan dengan konsep Ketuhanan.
"Gue rasa itu Cuma mitos (filsafat dan tidak betuhan). Karena bagi gue, gue nggak menemukan bahwa filsafat bertentangan dengan Ketuhanan, justru filsafat itu adalah salah satu infrastruktur untuk menemukan Tuhan dengan pendekatan rasional. Karena itu, kalau di UIN misalnya akidah filsafat, sebagai salah satu fitur untuk memperkuat akidah kita."
"Banyak filsuf justru berbicara tentang Ketuhanan. Bagaimana kita bisa merasionalisasikan keberadaan Tuhan kalau bukan dengan filsafat? Walaupun di sana-sini ada perdebatan tapi itu konstruktif. Salah satu teori tentang Tuhan di filsafat misalnya Kosmologi. Jadi, Teori Kosmologi itu begini kira-kira, handphone lo dibuat oleh mesin pembuat handphone. Mesin pembuat handphone dibuat oleh mesin pembuat, mesin pembuat handphone. Mesin pembuat mesin pembuat handphone, dibuat oleh mesin pembuat mesin pembuat mesin handphone. Terus aja begitu, harus ada ujungnya nggak? Ujungnya apa? Manusia kan. Sama dengan kita, gue dibuat oleh bokap, bokap dibuat oleh kakeknya, terus? Ujungnya harus yang lebih besar seperti contoh handphone tadi. Berarti ujungnya bukan sesuatu yang manusia, itulah Tuhan."
"Kalau nggak ada ujungnya itu akan jadi tasalsul istilahnya dalam filsafat. Tasalsul itu mata rantai yang nggak ada ujungnya dan itu irasional. Harus ada sesuatu yang melampaui keberadaan sebagai penyebab keberadaan."
Bicara masa muda, Habib Ja'far pun mengenang lagi masa-masa remajanya yang berbeda dengan teman-teman sekolahnya. Tidak ada cinta monyet atau kegiatan ngapel ke rumah pacar. Walaupun begitu, koleksi musik dan film yang ikut mengiringinya tumbuh terbilang cukup nyentrik, musik dari Bob Marley salah satu yang cukup menggugahnya.
Habib Ja'far Foto: Grandyos Zafna |
"Bob Marley itu gue suka, gua baca bukunya, nonton filmnya, wawancaranya, gua tahu kenapa akhirnya dia nggak mau dioperasi sampai mati. Karena bagi dia, sakit itu pun gift dari Tuhan. Lagunya yang Redemption Song itu bicara soal kebebasan. Kalau dikaitkan sama film favorit gue, The Shawshank Redemption, bicara tentang bahwa lo bisa bebas di tengah penjara dan lo bisa terpenjara di tengah kebebasan, seperti Brooks (karakter dalam film The Shawshank Redemption, diperankan James Whitmore)."
Cerita dari Habib Ja'far masih berlanjut, lebih dalam lagi tentang bagaimana filsafat dan Ketuhanan bisa bertemu di puncak segitiga kehidupan. Selain itu, ada juga cerita kenakalan masa kecilnya yang terkait dengan kegiatan jati dirinya sebagai suku Madura. Apakah itu? Ikuti selengkapnya hanya di detikHOT.