Mengalami pendarahan membuat warna kulit Via Vallen menguning dan pucat. Kakinya sedingin es dan akhirnya membuat Chevra tak mau menunggu ambulans atau dokter langsung membawa Via Vallen ke rumah sakit.
"Di situ ternyata tensiku cuma 60, tanganku diinfus dua-duanya, detaku di monitor, kondisiku di situ sudah kayak orang kritis. Biar infusnya sudah sampai dua tensi masih nggak stabil, habis naik dikit turun lagi. Aku nggak nyangka bisa sefatal ini," tulis Via Vallen.
"Dokter bilang, 'Kenapa baru dibawa ke RS, sampai tensinya 60? Termasuk telat ini.' Kata dokter juga kondisiku nggak akan membaik kecuali dikuret untuk menghentikan pendarahan dan sakit di perutnya. Akhirnya suamiku bilang, 'Ayo Mi kuret aja ya Mi kondisimu lebih penting Mi biar nggak sakit lagi.' Akhirnya aku mengiyakan suamiku," Via pun luluh mengikuti saran dokter yang sudah sejak lama diajukan kepada dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diduga karena banyak kehilangan darah, setelah dikuret, Via Vallen harus transfusi darah sebanyak 4 kantong.
"Habis itu aku diambil darah lagi HBku cuma 6, akhirnya trasnfusi darah sebanyak empat kantong. Ini pertama kalinya aku transfusi darah, ternyata lama banget, tangan, kaki, muka bengkak," ungkapnya.
Via Vallen bersyukur masih diberikan keselamatan. Dia berterima kasih pada sang suami, Chevra yang sabar mendampinginya melewati semua.
Simak Video "Kabar Bahagia! Via Vallen Umumkan Hamil"
[Gambas:Video 20detik]
(pus/wes)