Sebagai bagian dari The Royal Family Ubud, Tjokorda Ngurah Suyadnya tidak langsung menjelma menjadi sosok yang bijaksana dengan berbagai petuah. Dia tetap melewati masa remaja yang ternyata, punya banyak cerita kenakalan.
Kepada detikHOT, di Puri Langon, Ubud, Bali, Cok Wah-panggilan akrabnya-mengakui kalau masa remajanya cukup berwarna dengan kenakalan. Malahan, dengan yakin sekali dia mengucapkan kata 'sangat nakal', yang membuat suasana wawancara siang itu jadi seru sekali. Karena tentu muncul rasa penasaran, memangnya bisa senakal apa Cok Wah muda yang sepanjang hidupnya menyandang status anggota keluarga kerajaan?
"Sangat, sangat nakal," jawabnya cepat ketika ditanya seberapa nakal masa remajanya.
Baca juga: Di Balik Pintu The Royal Family Ubud |
![]() |
"Tapi, nakalnya nggak berani berantem, ya nakalnya paling ngutang di warung-warung, ambil makanan. Saya nggak usah dibilang raja, tapi ya mereka (warung) tahu, jadi mereka tenang aja. Nggak mungkin nggak dibayar toh, iseng aja. Jadi bisa dibilang nakalnya sedikit positif lah," katanya.
"Kalau pacar-pacaran iya, kebut-kebutan iya. Dulu belum punya mobil, jadi pakai motor yang knalpotnya racing. Terus balap liar gitu. Dulu hiburannya nongkrong aja sama teman-teman, main biliar," sambungnya.
Lahir dan tumbuh besar di Ubud, Cok Wah sudah menyadari bahwa wilayah Ubud dan Kuta layaknya dua dunia yang berbeda. Di sekitar tahun 1986-1987, Kuta sudah menjadi tujuan para turis, termasuk dirinya dan teman-teman. Saat itu, Cok Wah sudah lulus dari bangku SMA. Jadilah dirinya pun melancong ke wilayah Kuta, meski ternyata tidak terlalu menikmati. Mengapa?
![]() |
Selanjutnya cerita dugem hingga biliar