Berduka atas Tragedi Kanjuruhan, Juragan 99: Sayang Kalian Semua

ADVERTISEMENT

Berduka atas Tragedi Kanjuruhan, Juragan 99: Sayang Kalian Semua

Asep Syaifullah - detikHot
Minggu, 02 Okt 2022 10:35 WIB
Gilang Juragan 99 Kulineran
Juragan 99. Foto: Instagram @juragan_99
Jakarta -

Tanggal 1 Oktober menjadi hari yang akan selalu diingat oleh para pecinta sepakbola di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Pada hari itu terjadi tragedi yang sangat memilukan di mana jatuhnya ratusan nyawa usai pertandingan Arema Malang melawan Persebaya.

Dalam berbagai berita disebutkan ada 127 korban jiwa dan ratusan lainnya yang dalam perawatan usai pertandingan tersebut. Hal ini pun membuat banyak orang berduka, termasuk Juragan 99 atau Gilang Widya Pramana selaku Presiden Arema FC.

Pada laman Instagram-nya ia mengunggah foto pita putih tanpa caption apa-apa. Pita Putih kerap diasosiasikan sebagai bentuk duka cita dalam dunia olahraga. Klub sepakbola atau suporter kerap mengunggah pita putih sebagai tanda berduka apabila ada insiden nahas yang menyeret persepakbolaan.

Sementara di Insta-storynya, ia memajang foto saat dirinya berpose dengan para Aremania/Aremanita.

"Sayang kalian semua," tulisnya disertai emoticon patah hati dan menangis.

Selain itu ia juga memajang video unggahan @inor_jeger yang menggambarkan ambulance-ambulance yang mengangkut korban di stadion.

"Aremania & nita berduka. Tak ada sepakbola yang seharga nyawa," tulisnya yang dibalas Gilang dengan emot menangis.

Instagramnya pun ramai komentar para netizen yang mengucapkan duka hingga bercerita soal kejadian memilukan itu. Salah satu saksi mengatakan jika ia melihat di depan matanya bagaimana anak kecil dan seorang wanita menangis-nangis jelang sekarat karena gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan alasan anggotanya menggunakan gas air mata untuk mengendalikan suporter Arema FC yang turun ke tengah lapangan karena merasa kecewa usai timnya kalah.

Nico menyebut suporter Arema telah bertindak anarkis dengan menyerang petugas, merusak stadion hingga berusaha mencari para pemain dan official Arema FC.

"Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain," kata Nico dalam konferensi pers di Polres Malang, Minggu (2/10).

Meski begitu FIFA sebenarnya sudah melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion. Hal ini tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations.

Pada pasal 19 b) tertulis, 'No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used'. Bunyi aturan ini intinya senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan.



Simak Video "Momen Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis 1,5 Tahun Bui"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/dal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT