Kemal Palevi soal Tragedi Kanjuruhan: Indonesia Tak Bisa Jadi Negara Sepakbola

ADVERTISEMENT

Kemal Palevi soal Tragedi Kanjuruhan: Indonesia Tak Bisa Jadi Negara Sepakbola

Tim detikcom - detikHot
Minggu, 02 Okt 2022 08:07 WIB
Dua mobil di dalam Stadion Kanjuruhan dirusak suporter Arema
Tragedi Kanjuruhan. Foto: detikJatim
Jakarta -

Sebanyak 127 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Insiden terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya.

Insiden ini langsung menjadi sorotan publik dalam maupun luar negeri. Sejumlah selebriti pun ikut berkomentar mengenai tragedi tersebut.

Salah satunya Kemal Palevi yang mengecam kerusuhan yang menyebabkan 127 orang tewas itu. Ia menyebut Indonesia belum bisa menjadi negara sepakbola.

"126 orang yang meninggal di pertandingan Arema vs Persebaya?? Ini tragedi besar teman-teman. Gila ini. Ratusan nyawa melayang," tulis Kemal Palevi melalui akun Twitter-nya.

"Gas air mata ditembakkan, padahal melanggar kode keamanan FIFA. Jam pertandingan minta diubah ke sore, tapi tetap jam 8. Negara ini memang gak bisa jadi negara sepak bola," lanjutnya.

Pandji Pragiwaksono yang saat ini menetap di New York, Amerika Serikat juga ikut berduka atas tragedi Kanjuruhan. Ia mengungkapkan dukanya melalui akun Instagram dan Twitter.

"Turut berduka atas meninggalnya korban di Stadion Kanjuruhan," tulisnya.

Krisdayanti juga mengunggah foto hitam-putih di Instagram untuk menyampaikan dukanya. Dalam foto tersebut, tertulis: Tak ada sepakbola yang seharga nyawa.

"Innalillahiwainnailihirajiun. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kejadian yang menimpa pecinta sepak bola Tanah Air di Stadion Kanjuruhan, Malang," tulis Krisdayanti pada caption foto.

"Semoga 127 korban jiwa yg meninggal mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Aamiin yaAllah YRA," pungkasnya.

Sementara itu, selain 127 korban tewas, saat ini sebanyak 180 korban lain menjalani perawatan di rumah sakit. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, dikutip dari detikJaktim, tragedi maut terjadi karena penumpukan massa.

Kericuhan sendiri bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.



Simak Video "Momen Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis 1,5 Tahun Bui"
[Gambas:Video 20detik]
(dal/dar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT