Setelah penayangan Blonde di Netflix sosok Marilyn Monroe kembali jadi pembahasan hangat. Bukan hanya adegan-adegan yang diperankan oleh Ana de Armas, tapi kisah hidup sang simbol seks Hollywood itu pun turut dibahas.
Salah satunya adalah fakta terbaru terkait kematian Marilyn Monroe. Muncul sebuah pengakuan dari seorang saksi mata jika ia dibunuh dan bukanlah bunuh diri seperti yang sebelumnya diberitakan.
Baca juga: Penonton Cuma Sanggup Nonton Blonde 20 Menit |
Penyidik swasta Becky Altringer mengungkapkan dalam wawancaranya bersama The Sun jika ada indikasi Marilyn Monroe dibunuh. Hal itu disebabkan karena pemakaian obat peningkat hasrat seksual yakni Enema.
"Aku mempelajari saat syuting dokumenter di Jerman bahwa ada pengawas, yang mengamati beberapa pesta di rumah Pat Lawford di mana mereka menggunakan enema."
"Mereka memasukkan obat-obatan dan dicampur enema agar itu lebih cepat bereaksi. Ini menarik karena banyak teori jika Marilyn mati akibat enema," terangnya.
Petugas kepolisian LA, John W Miner yang memeriksa kematian Marilyn Monroe, jadi salah satu orang yang mengawali teori jika sang aktris meninggal akibat enema.
Ia mengatakan teori tersebut dalam publikasi LA Times pada 2005.
"Marilyn Monroe mengonsumsi atau diberikan chloral hydrate agar ia tak sadar. Seseorang menambahkan Nembutal hingga lebih dari 30 kapsul," ujarnya.
Enema yang lambat dicerna olehnya pun membuat efeknya baru muncul beberapa lama setelahnya dan berakibat sangat fatal hingga menyumbat aliran darahnya.
Fakta tersebut terungkap dalam autopsi yang dilakukan di mana ada bukti penyumbatan dan warna ungu yang muncul di tubuhnya.
Blonde mendapatkan rating NC-17 dan disebut sebagai film provokatif yang diadaptasi dari novel karya Joyce Carol Oates dengan judul yang sama pada 2000. Novel itu sebelumnya telah menarik kontroversi karena penggambaran fiksi Monroe.
Simak Video "Emosi Campur Aduk Ana de Armas Jadi Marilyn Monroe di 'Blonde'"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/dar)