Adegan konyol menghiasi seluruh film Shaolin Soccer karya Stephen Chow. Ada satu adegan yang masih lucu saat Wong Yat-fei mendapat kartu kuning.
Wong Yat-fei yang merupakan salah satu aktornya tampil cuek saat memasuki lapangan. Dengan pakaian khas shaolin, ia masuk ke lapangan sambil merokok. Alhasil tindakan itu pun dianggap pelanggaran hingga ia dikartu kuning wasit.
Wong Yat-fei berperan sebagai Iron Head di film itu. Ia menggunakan kekuatannya mengolah bola, meski sangar tapi tetap lucu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Stephen Chow dari Remah-remah Jadi Pemecah |
Wong Yat-fei yang beradu akting dengan Stephen Chow pun selama ini dikira publik berteman baik. Tapi ternyata, mereka tidak benar-benar berteman.
Stephen dan Yat-fei berkenalan sebelum mereka terkenal.Yat-fei dan Stephen bertemu ketika mereka berdua bukan siapa-siapa. Menurut media Hongkong, Yat-fei berusia 46 tahun ketika dia pertama kali mengenal Stephen yang berusia 30 tahun.
Stephen bahkan kala itu memanggilnya kakak. Yat-fei juga sebaliknya, selalu menganggap Stephen sebagai junior yang sangat sopan.
Namun, yang membuat Yat-fei kecewa, hal-hal mulai berubah setelah Stephen menjadi terkenal.
"Dia berhenti memanggilku sebagai Fei Ge setelah dia menjadi terkenal, dan memanggilku dengan nama. Akhirnya dia mulai menyebut saya sebagai 'Hei, yang di sana'," keluh Yat-fei.
Seolah itu tidak cukup mengecewakan. Stephen bahkan tidak mengizinkan Yat-fei memakai pemeran pengganti di film Shaolin Soccer. Padahal kala itu, kepalanya sudah berdarah akibat botol. Meskipun kepala Yat-fei sudah berdarah, Stephen bersikeras rekannya itu harus dipukul dengan botol kaca asli.
Yat-fei dikatakan pingsan di tempat ketika itu terjadi.
"Itu sangat sulit, itu benar-benar siksaan. Jika saya punya pistol saat itu, saya akan menembaknya," kata Yat-fei.
Setelah Stephen berulang kali mengabaikan keamanan Yat-fei, mereka akhirnya membuat keputusan untuk berpisah. Tapi itu tidak berarti dia membenci Stephen.
Menurut Yat-fei, apa yang mereka miliki lebih merupakan hubungan benci tapi cinta.
"Orang-orang yang bekerja dengan Stephen akan menjadi sangat gugup karena dia bisa sangat gila di lokasi syuting, kadang-kadang benar-benar seperti berada di neraka. Tapi dia datang dari tempat yang baik, dan hanya berharap semua orang melakukan pekerjaan mereka dengan baik," ungkapnya.
(nu2/nu2)