Jawaban Baim Wong Dinilai Rakus Daftarkan Citayam Fashion Week ke HAKI

Jawaban Baim Wong Dinilai Rakus Daftarkan Citayam Fashion Week ke HAKI

Tim detikcom - detikHot
Senin, 25 Jul 2022 11:06 WIB
Baim Wong botak
Foto: dok. Instagram Baim Wong
Jakarta -

Baim Wong dan istrinya, Paula Verhoeven, mendaftarkan Citayam Fashion Week ke HAKI lewat perusahaannya. Langkah itu mendapatkan komentar miring dari banyak orang.

Sang artis dinilai mengambil kesenangan masyarakat di tengah fenomena Citayam Fashion Week. Beberapa netizen juga menilai Baim Wong terlalu rakus karena ingin memiliki Citayam Fashion Week.

"Created by the poor, stolen by the rich," netizen menyindir Baim Wong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih kurang aja, rakus banget mau punya semuanya," komentar yang lainnya.

Menurut Baim Wong, anggapan itu tidak tepat. Ia menyebut pendaftaran Citayam Fashion Week yang dilakukannya juga melibatkan pelaku-pelaku yang sebelumnya membesarkan nama tersebut.

ADVERTISEMENT

"Yang kalian hrs Tau, Dan yg terpenting bonge, Roy, jeje Dan kurma ada di dalamnya. Saya kadang menyayangkan opini2 yg negatif ketika niat dan tujuan kita berbeda dgn pandangan sempit mereka. Budayakan mendengarkan org yg bersangkutan sblm melayangkan opini. Takutnya semua menjadi fitnah," tulis Baim Wong lewat pesan singkat.

Lebih lanjut, ayah dua anak ini mengatakan pihaknya punya tujuan besar di balik pendaftaran Citayam Fashion Week ke HAKI.

"Citayam Itu bukan milik saya. ini milik Indonesia. Saya hanyalah orang yg punya visi MENJADIKAN CITAYAM fashion week sbg AJANG ug mempunya wadah yg legal, Dan ga musiman. Dan yg paling pentingg ,bisa memajukan fashion Indonesia di mata dunia. Kenapa saya tergerak? Semua karena istri saya. Karena dia mengerti dunia fashion, Dan dia melihat Citayam fashion week ini adalah gerakan dimana org2 sudah mempedulikan fashion. dan ternyata di Indonesia, fashion ga harus mahal. dan mereka bangga memakainya. kebanggan," ujar Baim.

"Itu adalah achivement, Dan itu hrs dibudidayakan. Dengan apa? Orang2 seperti kita yg harus membantu mereka. Bkn karena kepentingan bisa dapet berapa? Tp visinya itu mau dibawa sejauh apa? Dan sejauh apa kita percaya dengan tujuan itu ? Apa manfaatnya ini untuk orang banyak? Terlalu banyak resiko, Karena membuat sesuatu menjadi besar pasti memerlukan biaya," lanjutnya.




(dar/dal)

Hide Ads