Deddy Mizwar: Jangan Jadi Unta di Makkah

Hot Questions

Deddy Mizwar: Jangan Jadi Unta di Makkah

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Kamis, 30 Jun 2022 11:57 WIB
Jakarta -

Babak akhir obrolan satu jam antara detikHOT dan Deddy Mizwar sampai pada pembahasan mengenai 'legacy'. Bukan semata diterjemahkan sebagai warisan harta, tapi lebih kepada bagaimana tongkat estafet dan nama besarnya di dunia film ini berlanjut.

Secara terbuka, detikHOT juga mengaitkan hal tersebut kepada anak-anak Deddy Mizwar yang sampai hari ini belum terlihat aktif di dunia seni peran tersebut. Baik sebagai pemain maupun orang-orang di belakang layar. Hal itu pun diamini oleh pemeran Sunan Kalijaga itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka punya jalan masing-masing. Nggak apa-apa, nggak ada masalah. Karena mereka membawa peran masing-masing dalam hidupnya. Mewarnai kehidupan dari situasi yang lain. Saya tidak pernah menyesali itu. Mereka kalau jadi pemain mungkin akan jadi pemain yang bagus, tapi mereka tidak memilih itu. Tugas saya sebagai orangtua, memberikan mereka pendidikan yang baik," aktor senior itu menjawab dengan tegas, saat ditemui di Kantor Citra Sinema, rumah produksinya miliknya di Kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

ADVERTISEMENT
deddy mizwardeddy mizwar Foto: Rifky/detikHot

Beruntungnya, jawaban di atas kemudian membawa detikHOT pada cerita Deddy Mizwar lainnya, yang secara langsung tidak langsung, berkaitan dengan tongkat estafet sang Jenderal Nagabonar. Sekolah non-formal yang fokus pada pendidikan akting, bernama Demiz Academy. Di tempat itu, Deddy Mizwar mencoba membagi ilmu dan pengalamannya, kepada calon aktor dan aktris, agar mereka tidak seperti unta di Tanah Makkah. Apa maksudnya?

"Lo jangan jadi unta di Makkah. Unta itu lahir di Makkah, mati di Makkah, tapi nggak naik haji," selorohnya seraya memberikan analogi.

"Banyak orang main film, tapi nggak pernah jadi aktor. Mereka cuma jadi penghafal yang baik. Main film dan menjadi aktor adalah dua hal yang berbeda. Ada beberapa metode berpikir yang harus dijalankan kalau ingin menjadi aktor, kalau nggak lo keliru. Atau lo nggak niat, atau lo nggak tahu jalannya jangan-jangan. Apalagi industri sekarang itu stripping, itu yang kita bilang tadi, penumpulan pada bakat-bakat yang baik. Bagaimana perenungan untuk menganalisa nggak ada lagi, akhirnya dia hanya jadi penghafal yang baik. Seperti unta tadi, di Makkah, tapi nggak pernah naik haji. Main film, tapi bukan jadi aktor," sambung Deddy.

Tanpa bermaksud mendiskreditkan profesi yang dicintai sejak empat dekade lalu, Deddy Mizwar tidak memiliki masalah jika memang ada yang ingin tetap seperti itu, dalam konteks perbedaan antara bermain film dan menjadi aktor versi dirinya.

"Gue nggak apa-apa kalau memang tujuannya cari duit aja. Tapi, biasanya masa pudar cepat, diganti dengan yang baru. Pelan-pelan digeser jadi peran pembantu, terus lama-lama ilang," ujarnya.

"Kalau gue, makin tua makin mahal. Karena gue menempatkan diri menjadi aktor," tambah Deddy Mizwar sambil tertawa.

deddy mizwardeddy mizwar Foto: Rifky/detikHot

Membahas kelanjutan nama Deddy Mizwar dan anak-anak muridnya di sekolah tersebut, tampak air mukanya jauh lebih serius. Tidak seperti obrolan sebelumnya yang penuh tawa sambil menyantap tahu goreng, bahasan pada babak ini, aktor 67 tahun itu rasanya baru satu kali tertawa. Kalau dari kutipan-kutipan di atas, kok roman-romannya ada kekecewaan dalam dirinya atas apa yang berlangsung pada industri seni peran hari ini. Apakah benar?

"Gue ini cuma mau sharing aja, jangan sampai orang tersesat di jalan yang lurus. Kadang kan orang berpikir, karena dia cepat menghafal dia sudah jadi aktor. Itu namanya tersesat di jalan lurus. Lo pikir bener itu jalan, ternyata makin sesat dan kembalinya susah," tandasnya.


Hide Ads