Andien Aisyah membagikan sebuah foto lewat media sosial Twitter. Foto tersebut dia ambil saat menikmati car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Tampak dalam foto seorang perempuan berhijab membawa sebuah papan bertuliskan "Tolong anakku butuh ganja medis". Hati Andien tertohok, membuatnya menyuarakan pujian buat perempuan tersebut.
"Tadi di CFD (car free day) ketemu seorang ibu yang lagi bareng anaknya (sepertinya ABK - anak berkebutuhan khusus) bawa poster yang menurutku berani banget," tulis Andien di Twitter pada Minggu (26/6/2022).
"Pas aku deketin, beliau nangis," lanjut Andien Aisyah.
Andien kemudian memutuskan untuk berbincang dengan perempuan tersebut. Diketahui perempuan itu bernama Santi yang memiliki anak mengidap Cerebral Palsy bernama Pika.
"Kondisi kelainan otak ini sulit diobati dan treatment yang paling efektifnya pakai terapi minyak biji ganja/CBD oil," tutur Andien lagi.
Lebih lanjut dalam sederet cuitannya, Andien Aisyah menjelaskan bahwa Ibu Santi tengah dalam perjalanan menuju ke Mahkamah Konstitusi. Dia juga membawa sebuah surat yang ditaruh di bawah stroller yang digunakan Pika.
"Mau kirim surat bertepatan dengan Hari Anti Narkotika Internasional," lanjut Andien.
Cuitan Andien itu menuai perhatian dari netizen. Banyak komentar datang terkait pengobatan yang dibutuhkan oleh anak Ibu Santi.
Ditegaskan oleh Andien, keputusannya untuk mem-posting foto dan kejadian yang dia temui di CFD pagi tadi adalah wujud rasa empatinya kepada Ibu Santi.
"Intinya dalam hal ini aku kasihan dan empati sama ibu tadi. Tadi beliau sempat cerita, Pika itu tadinya anak yang ceria dan suka sepedahan (aku jadi inget Kawa). Dan aku kebayang sih, seorang ibu pasti akan melakukan whatever it takes untuk kembali melihat senyum di wajah anaknya," terang Andien lagi.
Diketahui sebelumnya pemerintah sempat memunculkan harapan soal pemanfaatan ganja sebagai salah satu tanaman binaan. Komunitas Advokasi dan Kampanye Aksi Keadilan Indonesia (AKSI) berharap pemerintah bisa menetapkan ganja sebagai tanaman binaan karena dinilai akan dapat memenuhi kebutuhan pengobatan masyarakat.
Dikutip dari CNN Indonesia, AKSI menilai regulasi narkotika Indonesia sangat ketat dan punya dampak buruk secara sosial, anggaran, HAM, dan kesehatan masyarakat.
Kasus penggunaan ganja untuk pengobatan (di halaman selanjutnya)