"Dan satu lagi adalah waktu awal saya main arisan itu, karena saya minta duluan buat biaya pencalegan itu dipotong uang mahar sebesar Rp 70 juta, jadi saya dapatnya Rp 180 juta. Tapi pengembaliannya tetap Rp 250 juta," papar Krisna Muktix
"Uang mahar inilah yang saya tidak tahu dipergunakan untuk apa. Karena kita juga tidak pernah ketemu bersilaturahmi makan-makan atau apa nggak ada. Jadi ya udah menurut saya meluap begitu aja nggak jelas buat apa," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, Krisna Mukti masih bertanya-tanya mengenai uang mahar tersebut. Ia penasaran ke mana larinya uang Rp 70 juta itux
"Saya berpikir tadinya uang mahar itu dipergunakan untuk para anggota yang mungkin kira-kira menyicilnya ngaret atau punya troblem dalam masalah pencicilan. Karena kan yang dimitain mahar jujur bukan saya aja. Bayar Rp 70 sekian itu juga jujur nggak tahu perhitungannya dari mana, itu yang tahu bandar jadi saya terima aja," beber Krisna Mukti.
"Karena saya kepepet butuh dana buat pencalegan Rp 15 miliar, saya cuma punya setengahnya. Untuk pinjem ke bank atau rentenir nggak mungkin. Akhirnya salah satu sumber dana adalah ya dari arisan," tukasnya.
Krisna Mukti pun tidak terima dan melaporkan balik Tessa Mariska ke polisi. Yaitu atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah.
Simak Video "Video: Jadi Korban Arisan Bodong, Emak-emak di Sidoarjo Rugi Rp 13 M"
[Gambas:Video 20detik]
(hnh/dar)