Krisna Mukti dilaporkan Tessa Mariska terkait dugaan penipuan dan penggelapan. Ia diduga mengambil uang arisan senilai Rp 724,6 juta.
Krisna Mukti membenarkan jika dirinya memang ketika itu butuh dana besar untuk pencalonan dirinya sebagai anggota legislatif. Namun ia membantah pada akhirnya mengambil uang arisan untuk keperluan tersebut.
"Jadi singkat cerita waktu tahun 2018, saya ikut pencalegan, tahu sendiri lah ikut pencalegan kita butuh miliaran, jujur saya butuh dana Rp 15 M," kata Krisna Mukti saat ditemui di Polda Metro Jaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Krisna Mukti Kapok Ikut Arisan! |
"Melalui Astrid (manajernya), saya ikut arisan tersebut, tapi di arisan tersebut yang seharusnya saya mendapatkan Rp 250 juta rupiah, itu dipotong mahar sebesar Rp 70 jutaan. Jadi saya hanya mendapat sekitar Rp 180 juta," lanjut Krisna Mukti.
Lebih lanjut, Krisna Mukti mengaku sudah menerima uang itu di awal. Namun yang membuatnya bingung karena diminta mengembalikan uang tersebut.
"Dan saya tetap harus membayar Rp 250 juta pengembaliannya," jelas Krisna Mukti.
Saat diminta untuk membayar uang arisan, Krisna Mukti juga sudah memberikan informasi ke Tessa Mariska soal kondisinya. Ia beralasan pandemi membuatnya mengalami keterbatasan.
"Saya bilang ke Tessa. 'Tes gue belum bisa bayar arisan nih' mungkin ya gini lah, mohon dimaklumi masa pandemi gini pekerjaan nggak ada, habis kampanye habis-habisan mohon dimaklumi saya minta keringanan," terang Krisna Mukti.
"Hanya belum membayar sekitar Rp 100 juta-an. Itupun sudah saya cicil sebagian," ucap Krisna Mukti.
Oleh karena itu, Krisna Mukti bingung disebut melakukan penggelapan dana.
"Jadi dari sekian banyak yang saya lakukan itu di mana unsur penggelapannya? di mana unsur penipuannya?" sambung Krisna Mukti kesal.
(ahs/dar)