Makna Lebaran Rasyid Rajasa: Transformasi Diri

Makna Lebaran Rasyid Rajasa: Transformasi Diri

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Selasa, 03 Mei 2022 13:03 WIB
Tim Hot Question berbincang bersama dengan Rasyid Rajasa disela sela waktunya bermain Golf, Tangerang Selatan.
(Foto: Grandyos Zafna) Makna Lebaran Rasyid Rajasa: Transformasi Diri
Jakarta -

Seiring dengan pendewasaan usia, setiap orang memaknai sesuatu dengan lebih bijaksana. Contohnya, Rasyid Rajasa, yang memaknai Lebaran sebagai sebuah transformasi diri. Apa artinya?

Beberapa hal dirinci oleh Rasyid Rajasa. Tahun ini dirinya berharap bisa jadi lebih baik dan peduli terhadap sesama.

"Tahun ini, saya memaknai Lebaran sebagai kemampuan transformasi diri. Insya Allah menjadi orang yang lebih baik, sabar, lebih memiliki kepedulian sosial. Memiliki etos kerja dan lebih disiplin. Tanpa melupakan yang paling penting, lebih semangat dalam beribadah," ujar Rasyid kepada detikHOT melalui pesan singkat elektronik pada Selasa (3/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai hari kemenangan, Lebaran adalah kemenangan yang tidak hanya menahan lapar dan haus, tapi juga kemampuan kita menyucikan diri, mendekatkan diri kepada Allah," sambungnya lagi.

Pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Rasyid bersama keluarga besarnya, termasuk ayahanda Hatta Rajasa, melaksanakan salat Id di Kediaman Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, di Cikeas, Bogor.

ADVERTISEMENT

"Tahun ini di salat Id di Cikeas. Kebetulan juga, papa, Pak Hatta jadi khatib di sana. Tahun sebelumnya karena aturan pandemi masih ketat, jadi kita solat Id di rumah. Alhamdulillah sekarang aktivitas masyarakat udah meningkat. Masjid-masjid sudah dibuka, masyarakat sudah boleh pulang kampung. Tahun ini jadi lebih banyak silaturahmi sama keluarga dan teman yang sudah lama nggak ketemu," cerita Rasyid lagi.

Secara rutinitas dalam merayakan Lebaran, Rasyid beserta orangtua dan kakak-kakaknya punya rutinitas sendiri. Biasanya dimulai dari salat Tarawih terakhir.

"Biasanya setelah Tarawih (terakhir) kita melakukan takbir di rumah. Setelah salat Subuh, sekeluarga makan ketupat baru berangkat salat Id. Setelah itu, kita ziarah ke makam Dara (Adara Taista, mendiang istri), kakek, nenek."

"Siang harinya baru kita kumpul-kumpul. Karena kebetulan papa itu anak laki-laki paling tua, jadi kumpulnya di rumah. Sudah dua tahun ini kita belum pulang kampung (ke Palembang) dan selalu lebaran di Jakarta," tandas Rasyid.

Baca cerita, Keikhlasan Cinta Rasyid Rajasa di sini

(mif/aay)

Hide Ads