Prilly Latuconsina memiliki karakter bebek di game Duckie Land. Rupanya hal itu salah satu bentuk dukungan Prilly untuk game lokal NFT hasil karya anak bangsa.
"Duckie Land game yang berkualitas karya anak bangsa perlu di dukung teman-teman. Teman-teman lihat karakter bebek aku. Dan nantinya aku akan mainin karakter ini di game Duckie Land," kata Prilly Latuconsina di kantor Indodax Indonesia, Kawasan Sudirman, Jakarta Selatan pada Kamis (28/4/2022).
Prilly yang mengaku baru suka bermain game berharap dapat menjadi jago. Pasalnya game ini dapat mengasilkan koin kripto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Doakan semoga aku bisa jago, biar aku bisa banyak koinnya. Dan harapan aku semoga aku bisa memperkenalkan ke teman-teman bahwa di Indonesia itu ada game NFT yang berkualitas yang bisa dimainin. Kita mainin di sela-sela kerja kita bisa menghasilkan," bebernya.
Sementara itu Oscar Darmawangsa, CEO Indodax Indonesia mengatakan game kripto ciptaan anak bangsa berpotensi besar untuk menghasilkan devisa. Pasalnya Indonesia memiliki sumber daya yang kuat di bidang blockchain yang memiliki kualitas ekspor yang diminati masyarakat luas yang kini makin berkembang.
"Jadi perkembangan kripto di Indonesia sangatlah menarik jadi pertama kali kita main, kita kenal di tahun 2013 juga 2018. Kita tahu market di Indonesia cuma jadi konsumen bagian daripada pembeli token-token kripto yang ada di luar negeri tapi kita bisa melihat dua tahun terakhir masyarakat banyak membuat proyek di bidang blockchain," kata Oscar.
"Memang tidak dipungkiri pada 2018- 2020 blockchain yang buat sifatnya sangat sederhana. Tapi kita bisa kita lihat setahun terakhir salah satunya Duckie Land banyak proyek yang berkualitas blockchain dan secara untuk dikonsumsi masyarakat luas," beber Oscar dalam kesempatan yang sama.
Oscar juga menambahkan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor token kripto di pasar internasional.
Sementara itu Febrian Pottanobu, CEO Duckie Land mengatakan game ini sudah mengarah ke metaverse. Nantinya player dapat mendapatkan sensasi yang lebih nyata dalam bermedia sosial.
"Kenapa kita arahnya metaverse karena kita tau perkembangan dunia digital dari awal adanya FB, Twitter, semakin berkembang, mulai lama kelamaan bentuknya gambar. Nah perilaku manusia tidak gampang puas, dari gambar tersebut, dari gambar ke video, gambar bergerak seperti YouTube, TikTok. Kita percaya pengen yang lebih masuk ke dunia digital tersebut," kata Febrian Pottanobu.
"Nah maka dari itu, kita melihat metaverse lebih ke arah media sosial tersebut. Playernya bisa masuk ke dunia itu merasakan sensasi dan pengalaman di dalam game secara nyata. Kita secara progam sudah ready, namun masih menunggu waktu yang tepat untuk diluncurkannya," tukasnya.
(fbr/pus)