"Jadi, mungkin ini yang lagi dicoba sama suamiku, kita ingin bawa gamelan itu pentas di Lincoln Center, New York, itu kan tempatnya sangat bergengsi. Ada orkestra, ada gamelan, it's very unique but it's complete orchestra. Kita lagi cari cara bagaimana kita bisa pentas reguler di luar negeri. Kita ingin ini mulai dibawa keluar. Kalau yang kreasi di luar Keraton sudah banyak, tapi ini kreasi yang pakemnya dari Keraton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cukup bicara Keraton, sekarang detikHOT bertanya tentang pop culture yang menempel pada diri perempuan lulusan sarjana Information System Management di Bournemouth University, Inggris ini. Apakah budaya pop yang paling melekat dengannya?
"Fashion nggak keep up, film juga. Kalau musik, saya sukanya musik klasik," tutur GKR Hayu seraya tertawa.
![]() |
"Kalau dulu saya ada koleksi itu boneka, tapi bukan kayak boneka Barbie ya, boneka buat latihan fotografi gitu, untuk 15 tahun ke atas. Terus reality hit, udah nggak lagi," sambung penganut 'agama' Canon itu.
"Kalau tren, paling saya dan suami ngikutin yang kaitannya soal pekerjaan. Misalnya waktu ramai flashmob, kita bikin. Terus kita juga produksi film pendek untuk YouTube Keraton."
Video game, manga dan anime adalah kesukaannya yang sampai hari ini masih dilakukan. Tidak hanya dari Jepang, tapi juga Tiongkok dan Korea. GKR Hayu menyebutkan, saat ini dia sedang mengikuti anime 'Demon Slayer'. Begitu sukanya dengan anime, sejujurnya GKR Hayu sempat mengajukan untuk melanjutkan pendidikan di Jepang, sayang, izin dari orangtua tidak terbit.
![]() |
"Dulu mau lanjut kuliah ke Jepang, tapi kata bapak-ibu terlalu dekat. Jadi, dulu waktu SMA di Singapura, ada anak-anak Indonesia, mereka pada mau ke Inggris gitu kata orangtuanya kejauhan. Begitu aku telepon bilang mau ke Jepang, kata ibu malah kurang jauh. 'Kurang jauh, yang jauh sekalian biar kamu nggak pulang-pulang terus," kenangnya sambil menirukan ucapan GKR Hemas.
Masih ada cerita dari GKR Hayu, kali ini berhubungan dengan pesannya untuk para perempuan di luar sana. Dengan lugas, sang putri raja mengatakan bahwa perempuan harus bisa mandiri dan merdeka dengan apapun yang mereka lakukan. Tanpa harus bergantung dengan laki-laki. Simak ceritanya hanya di detikHOT.
(mif/nu2)